Sabtu 10 Feb 2024 17:49 WIB

Hasil Survei ICRC Sebut Partai PKN Berpeluang Lolos Ke Parlemen

Wawancara dilakukan antara 26 Januari-1 Februari 2024.

Lembaga Survei Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) merilis hasil surveinya melalui wawancara via telpon dengan sampel 1.230 responden.
Foto: Dok. Rep
Lembaga Survei Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) merilis hasil surveinya melalui wawancara via telpon dengan sampel 1.230 responden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) merilis hasil surveinya melalui wawancara via telpon dengan sampel 1.230 responden. Wawancara dilakukan antara 26 Januari-1 Februari 2024. Hasilnya, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) berpeluang lolos ke Parlemen.

Direktur Eksekutif ICRC, Hadi Suprapto Rusli menjelaskan hasil survei tersebut menunjukkan ada sekitar 10 partai politik yang berpeluang masuk ke Parlemen pada Pemilu Legislatif 2024. Menurutnya PDIP menempati posisi pertama sebesar 21,1 persen, disusul Gerindra 18,1 persen, Golkar 9,8 persen, Nasdem 8,6 persen, dan PKB 8 persen melengkapi lima besar.

Baca Juga

Kemudian PKS sebesar 7,1 perse , Demokrat 5 persen, PAN 4,8 persen, Perindo 4,3 persen dan PPP 4,1 persen melengkapi 10 besar. Ia menegaskan PDIP berpeluang mencetak hattrick pada Pileg 2024.

"Secara keseluruhan jika Pemilu digelar hari ini ada 10 parpol yang lolos ke Senayan atau mencapai ambang batas (parliamentary threshold) sebesar empat persen,”ujar Hadi, Jumat (9/2/2024).

Dia menjelaskan meski PPP dan Perindo berada diangka 4 persen tapi masih ada potensi untuk tidak masuk DPR, jika mesin partainya tidak bergerak secara maksimal pada hari H pemilihan. Debab angka 4 persen tersebut masih dalam margin of error. Kedua partai itu bisa terdepak oleh partai baru jika tidak memaksimalkan sisa waktu yang ada sebelum pencoblosan.

Hadi memaparkan dua partai baru itu adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan juga PKN yang membuntuti di bawah dengan elektabilitas PSI sebesar 3,1persen dan PKN 2,3 persen.

“PSI adalah partai non parlemen yang angka di bawah 4% tapi berpotensi untuk bisa lolos parliamentary threshold karena ada faktor Jokowi,” ucapnya.

Lebih lanjut Hadi menjelaskan ada temuan menarik yaitu pergerakan PKN, partai baru yang secara perlahan mulai merangkak naik duakali lipat dibanding survei bulan November 2023 dan Desember 2023. Pada November 2023, PKN masih berada di angka 9,4 persen, naik 0,8 persen pada Desember dan kemudian naik signifikan pada survei terakhir menjadi 2,3 persen.

PKN adalah satu-satunya partai baru pada Pemilu 2024 ini yang masih memiliki peluang untuk bisa lolos ke parlemen di bandingkan Partai Gelora dan Partai Ummat. Setidaknya kata Hadi, ada tiga alasan PKN lolos ke Parlemen. Pertama yaitu selama ini meski tidak ramai dalam pemberitaan media nasional maupun di media sosial, partai besutan Anas Urbaningrum itu fokus melakukan konsolidasi ke setiap daerah. Dan juga tidak disibukkan dengan agenda mengkampanyekan capres ataupun cawapres yang saat ini bertarung.

“Pergerakan PKN tidak terlihat, namun secara pasti fokus dalam melakukan konsolidasi partai kedaerah-daerah karena partai tersebut satu-satunya Partai yang tidak mendukung salah satu PaslonCapres2024,” ujar dia.

Alasan kedua, Hadi menuturkan tren elektabilitas PKN terus meningkat dengan signifikan dari tiga bulan terakhir ini.

“Tren positif dari survei November dan Desember 2023 dan itu terus mengalami kenaikan hingga saat ini,” ujarnya.

Alasan terakhir yaitu pengaruh Ketua Umum PKN AnasUrbaningrum yang dinilai cukup bertangan dingin akan membawa PKN berbuat banyak pada Pemilu 2024 ini.

Berdasarkan pengalaman Anas memimpin Partai Demokrat yang sempat menjadi pemenang pemilu 2009, Hadi menduga PKN akan memberikan kejutan.

“Pengaruh dan pengalaman Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum PKN yang pernah memimpin partai besar dan pemenang Pemilu 2009 yaitu Partai Demokrat, saya kira PKN akan memberikan kejutan di bawah Anas,” kata Hadi menegaskan.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyatakan PKN merupakan partai politik milik rakyat.

 

"Siapa pemilik PKN siapa owner PKN, tidak lain tidak bukan adalah rakyat, rakyat Indonesia, termasuk rakyat di Nusa Tenggara Timur ini, Kabupaten Manggarai Barat ini," katanya saat memberikan sambutan dalam konsolidasi pemenangan pemilu PKN Provinsi NTT di Labuan Bajo, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement