Sabtu 10 Feb 2024 19:43 WIB

Bawaslu Sleman Awasi Potensi Kecurangan Pemilu Saat Masa Tenang

Bawaslu Sleman berharap masyarakat benar-benar tenang untuk menentukan pilihan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Simulasi pemungutan suara pemilu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
(ILUSTRASI) Simulasi pemungutan suara pemilu.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelar Apel Siaga Persiapan Pengawasan Masa Tenang Pemilu 2024, Sabtu (10/2/2024). Bawaslu bersiap mengawasi potensi terjadinya kecurangan atau pelanggaran pemilu saat masa tenang pada 11-13 Februari 2024.

Apel siaga itu digelar di GOR Pangukan, Tridadi, Kabupaten Sleman. Ketua Bawaslu Kabupaten Sleman Arjuna Al Ichsan Siregar mengatakan, apel digelar untuk memastikan kesiapan jajaran pengawas pemilu bertugas di masa tenang.

Baca Juga

Menurut Arjuna, ada beberapa kerawanan pelanggaran atau kecurangan pada masa tenang, seperti masih ada aktivitas kampanye atau praktik politik uang. “Nah, ini kami akan melakukan pengawasan untuk memastikan masyarakat Kabupaten Sleman bahwa selama di masa tenang ini masyarakat benar-benar tenang. Tidak diganggu aktivitas kampanye, tidak diganggu oleh aktivitas politik uang,” kata dia.

Arjuna mengingatkan peserta pemilu soal aktivitas kampanye pada masa tenang. Ia mengatakan, ada ancaman hukuman bagi peserta pemilu yang melakukannya. “Oleh karena itu, kami mengimbau kepada peserta pemilu untuk benar-benar mengikuti masa tenang ini dengan baik. Patuhi aturan yang ada karena memang ancamannya ada dipidana, pidana pemilu,” kata dia.

Bawaslu Kabupaten Sleman juga menyoroti soal alat peraga kampanye (APK) peserta pemilu. Ia mengatakan, Bawaslu siap mengerahkan personel untuk membantu penertiban APK. Hal itu disebut akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Kami masih menunggu bagaimana teknisnya,” ujar dia.

Arjuna berharap masa tenang pemilu berjalan dengan baik, hingga nanti waktunya pemungutan suara pada 14 Februari mendatang. Ia pun berharap masyarakat dapat menyalurkan hak pilih sesuai hati nuraninya, tanpa ada tekanan dan gangguan dari mana pun.

“Silakan merenungkan dari berbagai informasi yang diterima selama masa kampanye, sehingga nanti di 14 Februari bisa menentukan pilihan dengan tepat siapa pemimpin yang akan dipilih di bilik suara nanti,” ujar Arjuna.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement