Sabtu 10 Feb 2024 20:52 WIB

Single Parent, Ini Tanda Calon Pasangan tak Suka pada Anak Anda

Tak semua calon pasangan bisa menjalin hubungan baik dengan anak dari single parent.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Single parent bersama anak (ilustrasi). Ada beberapa tanda yang mengindikasikan calon pasangan tidak menyukai anak Anda yang berstatus orang tua tunggal.
Foto: www.freepik.com
Single parent bersama anak (ilustrasi). Ada beberapa tanda yang mengindikasikan calon pasangan tidak menyukai anak Anda yang berstatus orang tua tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika single parents atau orang tua tunggal ingin memulai hidup baru dengan mencari pasangan, mereka perlu menemukan sosok yang tak hanya mencintai diri mereka tetapi juga mengasihi anak-anak mereka. Sayangnya, tak semua calon pasangan bisa menjalin hubungan yang baik dengan anak kandung dari orang tua tunggal.

"Dekat dengan seseorang saat Anda memiliki anak itu sangat sulit karena Anda idealnya perlu menemukan dua koneksi, satu koneksi antara Anda dan pasangan kemudian koneksi antara pasangan Anda dan anak Anda," ujar psikoterapis Sarah Noel MS LMHC, seperti dilansir GoodTherapy pada Sabtu (10/2/2024).

Baca Juga

Hal serupa juga diungkapkan oleh terapis Julie Williamson LPC NCC RPT. Menurut Williamson, ketidaksukaan pasangan terhadap anak dari orang tua tunggal bisa membawa dampak yang signifikan, termasuk pada psikologis anak.

"Anak-anak mungkin tidak memahami bahwa ketidaksukaan pasangan Anda adalah pilihan, dan menginternalisasikan pemahaman bahwa ada yang salah dengan diri mereka," terang Williamson, seperti dilansir PairedLife.

Di sisi lain, orang tua tunggal bisa terbutakan oleh cinta sehingga tidak menyadari bahwa pasangan dan anak mereka memiliki hubungan yang kurang baik. Dalam kondisi seperti ini, Wiliamson mengungkapkan bahwa orang tua perlu mengenali tanda-tanda bahwa pasangan mereka tak bisa menjalin hubungan baik dengan anak mereka.

Berikut ini adalah sembilan tanda di antaranya:

1. Sulit berkomunikasi

Pasangan tampak kesulitan untuk berkomunikasi dengan anak. Percakapan yang terjalin di antara keduanya mungkin terasa sangat canggung, sering memicu kesalahpahaman, kebingungan, atau memancing amarah. Bahkan, pasangan dan anak mungkin sama sekali tidak berkomunikasi.

2. Kurang perhatian

Pasangan mungkin memberikan perhatian yang sangat baik kepada orang tua tunggal, seperti mengajak berlibur ke tempat-tempat romantis. Namun, orang tua tunggal patut waspada bila rencana yang dibuat oleh pasangan tampak tidak melibatkan atau mempertimbangkan keberadaan anak.

3. Menghindar

Pasangan sering mencari alasan agar tidak menghabiskan waktu bersama anak. Pada saat yang sama, anak juga tampak berusaha menghindar agar beraktivitas bersama pasangan.

4. Memonopoli waktu

Pasangan tampak tidak suka bila orang tua tunggal meluangkan sebagian waktu dengan anak. Bila sedang bersama anak, pasangan tampak mencari-cari alasan untuk memisahkan orang tua tunggal dari anak.

5. Ultimatum

Pasangan mungkin akan membuat orang tua tunggal harus memilih antara hubungan percintaan atau peran mereka sebagai orang tua. Ini merupakan red flag yang patut diwaspadai.

6. Kurang berempati

Pasangan tampak tidak bisa memahami anak. Sebagai contoh, pasangan tidak bisa melihat sesuatu dari perspektif anak.

7. Tak suka anak-anak

Beberapa orang tidak menyukai anak-anak, dan itu bukanlah suatu masalah bila pasangan kekasih tidak berencana memiliki anak. Akan tetapi, pasangan dengan kriteria seperti ini bisa memicu masalah bagi orang tua tunggal yang sudah memiliki anak.

8. Anak tampak tidak suka

Orang tua tunggal perlu lebih sensitif terhadap sikap anak. Bila anak tampak tidak menyukai pasangan, coba untuk bicara kepada anak dan memahami alasan mereka.

9. Percayai insting

Orang tua tunggal sebaiknya tidak meremehkan intuisi atau kata hati mereka. Bila mereka merasa ada masalah dari pasangan, sebaiknya pertimbangkan hal tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement