Sabtu 10 Feb 2024 22:31 WIB

Prinsip Islam Memilih Pasangan, Pertimbangan Agama dan Akhlak

Dalam memilih pasangan tentu harus memperhatikan petunjuk Islam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Menikah sederhana di KUA. Sebelum menikah di KUA, calon pengantin perlu meminta izin dan memberikan pemahaman kepada orang tua. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Menikah sederhana di KUA. Sebelum menikah di KUA, calon pengantin perlu meminta izin dan memberikan pemahaman kepada orang tua. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bagi Muslim dan Muslimah yang masih lajang atau yang sudah menjadi janda atau duda, dalam memilih pasangan tentu harus memperhatikan petunjuk ajaran agama Islam. Di antara yang paling penting dalam memilih pasangan, pertimbangan agama adalah yang utama. 

Pegiat Komunitas Baca Bareng dan Perempuan Cinta Keluarga (Percik), Ustazah Amalina Rakhmani Syadid mengatakan, sebenarnya prinsipnya tetap sama dalam memilih pasangan, pertimbangan agama menjadi paling utama. Banyak yang memandang kriteria agama hanya sebatas si calon pasangan rajin sholat saja. 

Baca Juga

Ustazah Amalina menambahkan, sebenarnya kriteria memilih pasangan tidak terbatas sampai melihat sholatnya saja. Termasuk cara bersikap yang baik sesuai dengan adab juga perlu menjadi perhatian, dan pengetahuan tentang calon pasangan juga harus objektif, melibatkan pihak-pihak yang kenal dengan calonnya. 

"Jadi kalau sudah pertimbangan agama diabaikan tentu hubungan pernikahan yang harmonis juga sangat sulit dicapai," kata Ustazah Amalina kepada Republika, Sabtu (10/2/2024).

Ustazah Amalina menyampaikan sebuah hadits.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ

"Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar." (HR Imam At-Tirmidzi)

Ustazah Amalina menerangkan bahwa kerusakan di bumi ini bisa terjadi berupa kekerasan atau penganiayaan pada pasangan atau keluarga. Lepasnya tanggungjawab juga termasuk kerusakan.

Ustazah Amalina menjelaskan, jika ada seseorang janda atau duda yang membawa anak tentu pertimbangan untuk memilih pasangannya harus melihat kesiapan calon pasangannya untuk menerima anak tiri. Jika tidak, akan ada sikap pengabaian saat telah menjadi pasangan suami atau istri. Tentu ini bisa berdampak pada tumbuh kembang sang anak.

"Bagi perempuan termasuk janda maka pilihlah laki-laki yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, sebagaimana ayat Ar-Rijali Qawwamuna Alannisa (Surat An-Nisa Ayat 34), pemimpin dalam ayat ini jangan disalahpahami sebagai sosok yang diktator atau kejam, dalam Islam prinsip kepemimpinan laki-laki dalam keluarga harus mengandalkan dua unsur yaitu agama dan akhlak, sebagaimana hadits di atas tadi," ujar Ustazah Amalina yang juga guru agama Islam.

Dalam hadits di atas, Ustazah Amalina menegaskan, agama dan akhlak disebutkan berbarengan, artinya standar akhlak atau etika adalah agama. Jika agama seseorang baik maka akhlak juga baik.

Ini sangat penting sebagai gambaran bagaimana sikap calon pasangan kepada anak tiri maupun pasangan. Kepemimpinannya dalam keluarga harus dipahami sebagai tanggung jawab kepada Allah SWT.

"Lalu untuk laki-laki termasuk duda, pilihlah wanita yang lembut, dalam sebuah hadits disebut al-wadud, yaitu wanita yang sikap dan lisannya tidak kasar. Ini penting sekali untuk mendidik dan merawat anak," jelas Ustazah Amalina.

 

خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik istri kalian adalah yang penyayang, subur (banyak anak), mendukung suami lagi penurut, bila mereka bertakwa kepada Allah. Sejelek-jelek istri kalian adalah wanita yang suka bertabarruj (bersolek) dan sombong, mereka itu adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti ghurob al-a’shom (sejenis burung gagak yang langka)." (HR Imam al-Baihaqi)

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement