REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Orang-orang dekat mantan Perdana Menteri Imran berencana membentuk pemerintahan Pakistan yang baru. Penghitungan suara pemilihan umum selesai pada Ahad (11/2/2024).
Di situs Komisi Pemilihan Umum Pakistan (ECP) terlihat kandidat independen pendukung Imran Khan memenangkan 101 dari 264 kursi parlemen yang diperebutkan. Di posisi kedua ditempati partai mantan perdana menteri lainnya Nawaz Sharif yang meraih 74 kursi.
Tapi partai Sharif akan menjadi partai terkuat karena kandidat pendukung Khan maju sebagai kandidat independen. Hasil resmi ini diumumkan 60 jam setelah tempat pemungutan suara ditutup. Penundaan ini menimbulkan pertanyaan tentang proses penghitungan suara.
Sebelumnya orang dekat Khan mendorong pendukung mantan perdana menteri itu untuk menggelar protes damai bila hasil pemilihan umum tidak kunjung diumumkan.
Negara berpopulasi 241 juta orang itu menggelar pemilihan umum di tengah pemulihan krisis ekonomi dan lonjakan kekerasan milisi bersenjata. Khan dan Sharif sama-sama mengumumkan kemenangan pada Jumat (9/2/2024) lalu.
Hal ini sempat menambah ketidakpastian tentang siapa yang akan memimpin pemerintahan berikutnya. Sementara Pakistan harus segera bertindak untuk mengatasi berbagai tantangan.
Ketua partai yang mendukung Imran Khan, Pakistan Tehreek-Insaf (PTI), Gohar Khan menyerukan "semua institusi" di Pakistan untuk menghormati mandat yang diberikan pada partainya. Gohar Khan juga bertindak sebagai pengacara Imran Khan.
Selanjutnya...