Ahad 11 Feb 2024 23:38 WIB

Layanan Streaming Muslim, Qalbox Digdaya di Timur Tengah 

Selain konten Islam, film laris Hollywood dan drama Turki juga diminati.

Al-Mabiat, Kota Muslim Kuno Terbesar Kedua di Makkah
Foto: Arab News
Al-Mabiat, Kota Muslim Kuno Terbesar Kedua di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Belanja Muslim pada media dan rekreasi mencapai 231 miliar dolar AS pada 2021 dan diperkirakan tumbuh hingga 308 miliar dolar AS pada 2025. Angka ini tercantum dalam laporan State of the Global Islamic Economy 2022. 

Tampaknya, potensi besar tersebut tak dibiarkan begitu saja oleh Qalbox, perusahaan layanan streaming. Qalbox diluncurkan pada Oktober 2022, memberikan layanan video on demand dengan menyuguhkan konten ramah Muslim untuk semua kategori umur.

Baca Juga

Pasarnya memang masih didominasi Timur Tengah, yang terbesar Arab Saudi diikuti Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Lebanon, dan Kuwait. Mereka yang berlangganan juga jumlahnya kian meningkat sejak diluncurkan dua tahun silam. 

‘’Platform kami bukan hanya berisi hiburan yang sesuai dengan gaya hidup Muslim,’’ ujar  Nafees Khundker, direktur operasional Bitsmedia, perusahaan induk Qalbox dan Muslim Pro kepada laman berita Arab News, Jumat (9/2/2024). 

Menurut Khundker pelanggan di Saudi dan UEA, terutama, dominan usia muda antara 25 hingga 34 tahun. Mereka tertarik dengan konten narasi cerita tradisional dan masa kini. Penggunaan telepon pintar yang kian masif dan akses internet berkecepatan tinggi juga berpengaruh. 

Ini menyebabkan 92 persen pelanggan di Saudi dan UE mengakses konten Qalbox melalui aplikasi mobile. Mereka kerap menonton konten yang terkait dengan ibadah sehar-hari, misalnya shalat. Ini menunjang praktik keagamaan mereka. 

Dalam hal ini, Qalbox mendapatkan peningkatan permintaan mengenai konten pendidikan dan spiritual. Ini bahkan menjadi genre terpopuler pada 2023 lalu, khususnya pada bulan-bulan keagamaan seperti Ramadhan. 

Kebiasaan menonton selama bulan suci itu mengalami perubahan, yakni semakin besarnya bersentuhan baik dengan Qalbox maupun Muslim Pro. ‘’Maka Qalbox mengembangkan cakupan program Ramadhan yang lebih luas, jelas Khundker.

Termasuk konten pendidikan untuk memperdalam pemahaman mengenai iman dan spiritualitas. Selain itu menyinggung soal kesehatan mental dan kemanusiaan, yang mencerminkan makna dari bulan suci tersebut. 

Konten Ramadhan juga diperkaya yaitu ada podcast, webinar, dan animasi. Konten anak-anak, jelas dia, juga penting. Qalbox berinvestasi dan menyuguhkan tayangan mendidik seperti “Animal Stories from the Qur’an” dan “Let’s Make Peace”, juga ada serial “Islam for Kids.”

Tentu saja, penonton Muslim di Timur Tengah tak melulu tertarik pada konten Islam. Film laris Hollywood dan drama Turki pun menarik minat mereka. Misalnya film yang dibesut sutradara Christopher Nolan, yakni “Oppenheimer”.  Ini film laris pada 2023. 

Khundker menuturkan, popularitas tayangan menjadi panduan bagi pihaknya untuk melakukan kurasi konten. Qalbox berupaya menyajikan beragam kontens sesuai keinginan pelanggannya. ‘’Namun kami juga tetap pada misi inti yaitu hiburan yang Muslim sentris.’’

Qalbox pun berupaya mendorong kian banyak representasi Muslim di industri hiburan. 

Menurut laporan pada 2021, yaitu ‘’Missing and Maligned: The Reality of Muslims in Popular Global Movies”, kurang dari 10 persen dari 200 film top yang dirilis 2017 hingga 2019 yang menggambarkan karakter Muslim. 

Laporan ini juga mengungkapkan, meski Muslim mewakili 24 persen populasi duni tetapi hanya satu persen karakter Muslim yang ada di acara TV. Ini kemudian memicu munculnya “Blueprint for Muslim Inclusion,” yang dikembangkan aktor Muslim asal Inggris, Riz Ahmed.

Ia bermitra dengan USC Annenberg Inclusion Initiative, the Ford Foundation, dan Pillars Fund. Inisiatif seperti ini dan tumbuhnya platform seperti Qalbox membantu meningkatkan keterwakian Muslim di industri hiburan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement