Senin 12 Feb 2024 01:30 WIB

Mengembangkan Khusu dalam Sholat

Pikirkan apa yang Anda katakan. Bayangkan berdiri di hadapan Tuhan. Dan pikirkan hubungan Anda dengan-Nya.

Rep: udang bago/ Red: Partner
.
Foto: network /udang bago
.

Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi) - (Dok. Republika)
Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi) - (Dok. Republika)

INDRAMAYU -- Berdiri, membaca, dan mengulang-ulang. Bahkan, masih berlatih terus-menerus berjuang dengan pikiran ketika khushu masuk dan keluar saat sholat.

Terkadang, rasanya semua orang mengalami masalah ini dan sedih karena masih berusaha memperbaikinya. Pikiran terkadang juga melayang dengan pemikiran di luar doa.

“Semua orang lebih baik darimu. Anda menyedihkan dan gagal bahkan dalam praktik dasar iman Anda. Kenapa kamu malah mencobanya? Anda sudah gagal. Mengapa bangkit kembali hanya untuk gagal lagi?”

Pemikiran seperti ini tentu saja tidak masuk akal. Kebanyakan, orang mengalami kesulitan dalam khusyuk dalam shalat dan satu-satunya kegagalan sejati adalah berhenti.

Berjuang atau melakukan yang terbaik adalah kesuksesan. Namun, jika kita membiarkannya, renungan kejam ini akan mengambil alih. Mereka berkembang seperti tanaman merambat yang tumbuh dengan cepat, mencekik kehidupan segala sesuatu yang dilaluinya.

Bagi banyak orang, bukan hubungan dengan Allah SWT atau bahkan doa yang menjadi penghalang. Inilah dialog internal yang kelam. Bagi mereka yang belum mendirikan sholat dalam hidupnya, biasanya permasalahannya sama. Pikiran-pikiran yang mengecewakan seperti: “Mengapa memulainya sekarang? Apakah Anda berpikir Anda bisa konsisten? Mungkin tidak, jadi mengapa mencobanya? ”

Sungguh lucu bahwa kebanyakan dari kita membiarkan suara jahat di kepala kita mengganggu kita. Padahal di kehidupan nyata, kebanyakan dari kita tidak akan pernah membiarkan orang lain berbicara seperti itu kepada kita.

Siapa yang akan berdiri dan mendengarkan seseorang mengatakan hal-hal buruk seperti: "Kamu sangat bodoh! Dan gemuk! Tidak ada seorang pun yang akan mencintaimu. Saya bahkan tidak tahu bagaimana Anda mencapai sedikit yang Anda miliki. Pasti hanya sebuah kebetulan.”

Namun banyak orang membiarkan pemikiran ini mengambil alih dialog dalam pikiran mereka dan mengendalikannya. Masalahnya adalah kita sebenarnya mempunyai kendali lebih besar atas dialog ini daripada yang kita kira.

Entah itu saat salat, atau salat secara teratur, atau bahkan sekadar gambaran diri kita sendiri, kita membiarkan suara ini – apakah itu Setan atau sekadar dialog internal kita sendiri – mendorong kita.


Umat Muslim sholat berjamaah. (Dok. Repubika)
Umat Muslim sholat berjamaah. (Dok. Repubika)

Bagaimana menghentikannya?

Tapi mengapa? Dan bagaimana kita bisa menghentikan pola merendahkan diri sendiri dengan pemikiran yang jahat dan merusak kehidupan dan agama?

Jawabannya lebih sederhana dari perkiraan banyak orang. Sama seperti menyingkirkan tanaman merambat yang menjalar dan mencekik; dialog negatif ini dapat dilawan. Setiap kali pikiran negatif muncul di benak kita, secara aktif memikirkan sesuatu yang menguatkan, positif, atau membangun akan menghilangkan pikiran negatif tersebut.

Tulis ulang dialognya!

Ini kedengarannya seperti omong kosong menolong diri sendiri yang terlalu disederhanakan. Tebak apa? Itulah dialog kelam yang meminta Anda untuk berhenti sebelum Anda berhasil. Itu adalah suara gadis kejam yang kita semua miliki, yang memberitahu kita untuk tidak repot-repot karena kita tidak cukup kuat untuk melakukan perubahan.

Mengarahkan kembali pikiran-pikiran negatif yang merugikan diri sendiri membutuhkan waktu dan latihan. Namun setiap kali kamu merasa dirimu tidak cukup, katakan pada pikiran itu untuk duduk dan diam, karena Allah SWT telah menjadikanmu cukup.

Kapanpun celotehan gadis jahat itu di benakmu mengatakan bahwa kamu tidak akan pernah bisa konsisten dalam shalat, jadi buat apa coba, suruh dia minggir karena kalau Allah SWT sudah mewajibkannya berarti kamu mampu.

Saat Anda berdiri dalam doa dan pikiran-pikiran tentang hari itu muncul meskipun tidak negatif, itu adalah suara yang sama yang mencoba mengalihkan perhatian Anda dari tindakan peneguhan hidup yang sedang Anda lakukan. Ganti itu. Pikirkan apa yang Anda katakan. Bayangkan berdiri di hadapan Tuhan. Dan pikirkan hubungan Anda dengan-Nya.

Saya masih bergumul dengan gangguan internal ini selama berdoa dan seterusnya. Namun dengan latihan, semuanya menjadi lebih mudah. Saya telah membiarkan diri saya tumbuh dalam rasa percaya diri dan khusyu’. Tapi saya juga tahu ini adalah perjuangan seumur hidup.

Ini adalah semacam jihad untuk menegaskan bahwa, sebagai bagian dari ciptaan Allah (SWT), kita semua diciptakan dengan sempurna apa adanya dan kesuksesan tertulis dalam DNA kita. Kita tinggal Hayya ‘ala-l-Falah—Segeralah menuju kesuksesan. n Agus Yulianto

sumber:

https://aboutislam.net/spirituality/developing-khushu-is-learning-a-life-skill/

sumber : https://matapantura.republika.co.id/posts/286938/mengembangkan-khusu-dalam-sholat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement