REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Pemasok hasis Maroko menolak menjual ke bandar Israel sebagai protes atas perang Gaza. Situs berita Israel, Mako mengutip sejumlah bandar narkoba Israel yang kini ramai mengeluhkan turunnya penjualan mereka.
"Bandar hasis di Maroko tidak bersedia lagi menjual hasis ke kami secara langsung atau melalui perantara," kata salah seorang bandar, seperti dikutip dari Middle East Eye, Senin (12/2/2024). Hasis adalah resin dari ganja yang biasa dengan cara diisap melalui cangklong, bong, lintingan kertas seperti rokok pada umumnya, atau dikunyah.
"Mereka memutuskan karena perang mereka memboikot kami, sejak perang kami kehilangan banyak uang, setidaknya puluhan juta shekel," tambah bandar tersebut. Mako juga mengutip bandar hasis yang mengatakan mereka menolak menjual barangnya ke Israel karena perang.
"Mengapa orang Israel bisa mencari nafkah dengan menjual hasis Maroko ketika saudara-saudara Palestina kami menderita karena kelaparan dan hidup dalam kondisi tidak manusiawi?" kata salah satu bandar yang berbasis di Pegunungan Rif, pusat budidaya hasis.
"Pergi ke tempat lain. Kami tidak lagi menjual hasis ke orang Israel, sebelum perang kami melakukan bisnis dengan orang Israel, pedagang datang dan menghasilkan banyak uang, sekarang sudah berakhir," tambahnya.
Menurut laporan itu, pihak berwenang Maroko menutup mata pada penjualan hasis keluar negeri setelah disuap. "Paling banter hanya beberapa ratus kilogram hasis Maroko tiba di Israel," kata seorang bandar Israel di Maroko pada Mako mengenai perdagangan sebelum boikot.
Bandar Israel mengatakan satu kilogram hasis Maroko dapat mencapai 300 ribu shekel atau 8.172 dolar AS sekitar Rp 128 juta untuk kurs Rp 15.615 di Israel. "Permintaan di Israel gila karena kualitasnya sangat tinggi, bersih dan kuat," kata mereka.
Laporan itu mencatat, sebelum perang, bandar Israel yang beroperasi di Maroko menyelundupkan hasis dengan koper yang dimasukan ke dalam mobil dan kapal feri dari Tangier dekat Spanyol. Kemudian diedarkan di dalam Israel.
Ribuan rakyat Maroko memprotes perang Israel di Gaza yang sudah menewaskan 28 ribu orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Militer Israel pun mengincar sekolah dan pemukiman warga, mengepung rumah sakit dan membunuh jurnalis.
Rabat menormalisasikan hubungannya dengan Israel pada 2020 lalu dalam kesepakatan yang ditengahi pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebagai imbalannya, AS mengakui kedaulatan Maroko di wilayah Sahara Barat yang disengketakan.
Maroko dan Israel belum menyelesaikan proses untuk mendirikan kedutaan di negara masing-masing. Tapi, dua negara sudah semakin dekat dengan normalisasi hubungan termasuk menandatangani kesepakatan kerja sama pertahanan.