Senin 12 Feb 2024 20:38 WIB

Sungai Cimanuk Meluap, Tujuh Kecamatan di Indramayu Dilanda Banjir

Sungai Cimanuk meluap akibatkan tujuh kecamatan di Indramayu Jabar dilanda banjir.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir mengepung sejumlah ruas jalan raya di wilayah Indramayu. Sungai Cimanuk meluap akibatkan tujuh kecamatan di Indramayu Jabar dilanda banjir.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayan
Banjir mengepung sejumlah ruas jalan raya di wilayah Indramayu. Sungai Cimanuk meluap akibatkan tujuh kecamatan di Indramayu Jabar dilanda banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tujuh kecamatan di Kabupaten Indramayu, terendam banjir, Senin (12/2/2024). Banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Cimanuk akibat mendapat kiriman air dari wilayah hulu sungai tersebut.

Kondisi banjir itu salah satunya terjadi di Desa Pekandangan Jaya, Kecamatan Indramayu. Di desa tersebut, ada puluhan rumah warga yang terendam, termasuk sejumlah makam. Di desa tersebut, ketinggian air bervariasi antara 30 centimeter sampai satu meter.

Baca Juga

Salah seorang warga Desa Pekandangan Jaya, Karniti, mengatakan, air banjir mulai datang pagi ini sekitar pukul 07.00 WIB.

"Ini banjir dari sungai (Cimanuk). Kalau hujan mah air gak naik (tidak banjir)," ujar Karniti.

Karniti mengatakan, banjir luapan sungai Cimanuk sudah menjadi langganan. Jika air kiriman dari hulu debitnya tinggi, maka tempat tinggalnya akan kebanjiran.

"Ini parah banjirnya, paling parah bisa sepaha," tutur Karniti.

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, menjelaskan, debit air sungai Cimanuk telah naik sejak Ahad (11/2/2024) malam.

"Ini dari tadi malam," kata Nina, saat meninjau langsung pintu air sungai Cimanuk, di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Senin (12/2/2024).

Nina menyebutkan, ada tujuh kecamatan yang terendam banjir luapan sungai Cimanuk. Di antaranya, Kecamatan Sindang, Jatibarang, Bangodua, Indramayu, Kertasmaya dan Sukagumiwang.

Nina mengungkapkan, banjir yang melanda wilayahnya itu merupakan banjir kiriman dari wilayah hulu sungai Cimanuk. Dia mengatakan, hal itu merupakan risiko bagi Kabupaten Indramayu yang berada di dataran rendah dan kondisi geografis yang datar.

"Kita serba salah ya, Indramayu kan datar, rendah, jadi ada kiriman. Kayak (air kiriman) dari Bogor ke Jakarta," terang Nina.

Selain tingginya debit air dari hulu, Nina mengakui, salah satu faktor penyebab terjadinya banjir juga akibat banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai. Dia pun menyebut sampah itu merupakan sampah kiriman, meski adapula warganya yang buang sampah sembarangan.

Untuk mengatasi banjir saat ini, Pemkab Indramayu akan menurunkan eskavator guna mengangkut sampah yang menghambat aliran sungai Cimanuk. Sedangkan untuk jangka panjang, akan diupayakan penanganan lebih lanjut.

"Kita akan meninggikan ini (jembatan). Tahhun lalu sudah diajukan, Insya Allah tahun ini dikerjakan. Yang pasti sore ini kita panggil beko untuk ngeruk, biar airnya lancer dulu," tukas Nina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement