REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman, Sura'ie buka suara ihwal logistik pemilu yang tercecer di Sleman. Sura'ie mengatakan bahwa kotak beserta surat suara tersebut terjatuh dari truk pada saat dipindahkan ke gudang KPU yang lain.
"Seperti disampaikan di media gitu ya, temuan Bawaslu di media, bahwa itu betul-betul tidak ada kesengajaan jadi terjatuh di truk yang kita kirim untuk memindahkan logistik dari gudang yang satu dari gudang Jombor ke gudang yang dekat KPU sini," kata Sura'ie, Senin (12/2/2024).
Ia mengungkapkan lokasi terjatuhnya surat suara tersebut terjadi di dekat gudang Jombor. Beruntungnya begitu ditemukan, masyarakat langsung melaporkan ke Bawaslu.
"Per hari H itu sebetulnya sudah kita follow-up dan oleh ketua dan sekretaris sudah langsung dilakukan pengecekan dan semuanya utuh dan tidak ada hal-hal yang janggal," ucapnya.
Ia bersyukur tak ada kerusakan surat suara saat dilakukan pengecekan. Ia memastikan semua logistik yang ditemukan dalam keadaan utuh.
Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sleman tersebut mengaku kaget peristiwa tersebut bisa terjadi. KPU menduga lantaran truk yang digunakan untuk mengangkut logistik merupakan truk yang setengah terbuka.
"Kemudian di pengecekan juga mungkin kami teledor, tidak (memastikan) ke dalam dan untungnya ada yang melaporkan ke Bawaslu dan Bawaslu langsung berkoordinasi dengan kita," ujarnya.
Sebelumnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sleman mendapati laporan adanya kotak dan surat suara tercecer untuk satu TPS di Sinduadi, Mlati, Sleman. Ketua Bawaslu Kabupaten Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar mengatakan bahwa temuan tersebut berawal dari adanya laporan masyarakat yang diterima Bawaslu.
"Kami dapatkan laporan dari masyarakat kemudian kami langsung melakukan penelusuran ke lapangan, memang benar ditemukan sebuah kotak suara tercecer di situ," kata Arjuna, Sabtu, (10/2/2024).
Arjuna mengatakan dalam temuannya tersebut ditemui adanya surat suara dan formulir untuk rekap di TPS. Adapun jumlah surat suara yang ditemukan sekitar 200-300 surat suara. Jumlah tersebut merujuk dari jumlah pemilih maksimal untuk satu TPS.
"Itu kotak suara DPRD provinsi untuk TPS 33 di Sinduadi, Mlati," ucapnya. Bawaslu juga tengah melakukan pendalaman terkait temuan tersebut.