REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin (12/2/2024) mendesak masyarakat internasional untuk mempertimbangkan kembali mengirimkan senjata kepada Israel. Ia menyoroti banyaknya warga Palestina yang terbunuh di Gaza, yang kini mencapai 28 ribu jiwa lebih.
"Berapa banyak kalian mendengar para pemimpin dan menteri luar negeri paling terkemuka di seluruh dunia mengatakan, terlalu banyak orang yang terbunuh?” Borrell bertanya pada konferensi pers.
Borrell mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pernah mengatakan mengenai jumlah korban tewas bahwa “ini terlalu banyak, berlebihan” dan tidak proporsional. “Nah, jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus memberikan lebih sedikit senjata (kepada Israel) untuk mencegah begitu banyak orang yang terbunuh,” ujarnya.
Borrell mengutip bagaimana pada 2006, AS memutuskan untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel selama Perang Lebanon. Tepatnya, ketika Israel tidak ingin menghentikan perang, dia mengatakan hal yang sama terjadi hari ini.
Dia bertanya, semua orang pergi ke Tel Aviv memohon. Tolong jangan lakukan itu, lindungi warga sipil, jangan bunuh terlalu banyak! Berapa banyak yang terlalu banyak? "Mana standarnya?," ujar Borrel.
"Namun Netanyahu tidak mau mendengarkan siapa pun," tambah dia, mengacu pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang secara konsisten menolak desakan perdamaian dan bersikukuh Israel akan mengambil alih Jalur Gaza. "Mereka akan dievakuasi (dari Rafah)! Kemana - ke bulan? Kemana mereka akan mengevakuasi orang-orang ini?" kata Borrell mengenai rencana Israel yang banyak dikritik untuk mengevakuasi kota Rafah di Gaza selatan dan melakukan serangan.
Borrell juga mengatakan bahwa jika komunitas internasional percaya bahwa ini adalah pembantaian, bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin mereka harus memikirkan tentang menyediakan senjata.
Borrel mengutip perintah pengadilan Belanda untuk menghentikan distribusi suku cadang pesawat tempur F-35 ke Israel dari Belanda untuk melaksanakan perintah sementara oleh Mahkamah Internasional. Dia mengatakan setiap negara anggota EU memiliki kebijakannya sendiri tetapi agak kontradiktif untuk terus mengatakan bahwa ada terlalu banyak orang yang terbunuh. "Terlalu banyak orang yang terbunuh, mohon jaga orang-orang, mohon jangan membunuh terlalu banyak," kata dia.