Rabu 14 Feb 2024 11:17 WIB

Belum Ada Tanda Kebuntuan Politik Pakistan akan Berakhir

Kelompok terbesar masih belum dapat menyepakati pembentukan pemerintahan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Petugas pemungutan suara menghitung surat suara di TPS saat pemilihan umum berakhir, di Peshawar, Pakistan, (8/2/2024).
Foto: EPA-EFE/ARSHAD ARBAB
Petugas pemungutan suara menghitung surat suara di TPS saat pemilihan umum berakhir, di Peshawar, Pakistan, (8/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Meski sudah menggelar pemilu sejak pekan lalu, belum terdapat tanda-tanda kebuntuan politik usai pemilihan umum Pakistan akan berakhir. Kelompok-kelompok terbesar masih belum dapat menyepakati pembentukan pemerintahan koalisi untuk menjalankan negara yang menghadapi berbagai tantangan itu.

Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) menjadi partai yang meraih suara terbanyak pada 8 Februari lalu mengatakan akan terus bernegosiasi dengan partai di posisi kedua Pakistan Peoples Party (PPP) untuk memperkuat kemitraan.

Baca Juga

Kepemimpinan PML-N ditantang anggota parlemen independen yang mendukung mantan perdana menteri yang kini dipenjara Imran Khan. Independen mendapat kursi terbanyak tapi tidak dapat membentuk pemerintahan karena tidak ada partai.

Khan mengatakan, bila mereka tidak dapat membentuk pemerintah maka partai lain yang akan melakukannya. Tim media Khan mengatakan mantan atlet kriket itu menegaskan anggota yang didukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang mendukungnya tidak akan bergabung dengan PML-N, PPP dan partai terbesar ketiga Muttahida Qaumi Movement (MQM).

Hal ini mengindikasi anggota partai independennya tidak akan menjadi bagian pemerintah koalisi. Kebuntuan yang sudah berlangsung selama lima hari sejak pemilihan umum menimbulkan kekhawatiran sementara negara berkekuatan nuklir itu tengah dilanda krisis ekonomi dan lonjakan kekerasan milisi.

Pada musim panas lalu Pakistan berhasil menghindari gagal bayar dengan dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Tapi, bantuan dari peminjam akan berakhir Maret mendatang dan setelah membutuhkan program yang lebih besar.

Negosiasi program utang baru dan kecepatan mendapatkannya sangat penting bagi pemerintah berikutnya yang akan menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Seperti inflasi yang tembus rekor dan perlambatan pertumbuhan yang disebabkan sulitnya proses reformasi.

"Kami sudah menggelar dua pertemuan dan akan ada lagi," kata Sharif mengenai pembicaraan partainya dengan PPP, Selasa (13/2/2024). "Kami akan memberitahu bangsa ketika sudah ada keputusan. Kami harus bergerak bersama untuk kepentingan nasional yang lebih besar," lanjutnya. 

Ia mengatakan "Insya Allah, kami memainkan peran" dalam mengatasi tantangan yang dihadapi Pakistan, melawan inflasi, dan memperbaiki perekonomian yang rusak. Ia mengatakan jumlah kursi PML-N di parlemen naik dari 75 menjadi 80 kursi setelah sejumlah kandidat independen bergabung.

PPP belum memberikan pernyataan mengenai pembicaraan dengan PML-N. Ketua partai itu diperkirakan akan segera berbicara. Kedua partai kesulitan untuk menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri, keduanya menginginkan jabatan itu.

Tim media Khan mengatakan kepada para wartawan di pengadilan di dalam penjara, Khan mengatakan calon independen yang didukung PTI tidak akan membentuk koalisi dengan tiga partai terbesar. Pernyataan ini mengakhiri rumor yang mengatakan bahwa akan membentuk sebuah aliansi.

Khan dipenjara bulan lalu atas berbagai dakwaan mulai dari membocorkan rahasia negara sampai korupsi. Simbol partainya juga dilarang ikut dalam pemilihan umum, memaksa anggota PTI maju sebagai calon independen.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement