Rabu 14 Feb 2024 13:04 WIB

Tingginya Antusiasme Pemilih ODGJ pada Pemilu 2024

Antusiasme terlihat lewat banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh warga binaan.

Salah seorang pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 di Jakarta pada Selasa (13/2/2024) antusias bertanya saat sosialisasi terakhir jelang pencoblosan Pemilu 2024.
Foto: ANTARA/Hana Kinarina
Salah seorang pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 di Jakarta pada Selasa (13/2/2024) antusias bertanya saat sosialisasi terakhir jelang pencoblosan Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan orang pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekaligus warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 antusias untuk  memberikan hak suara masing-masing pada Pemilu Rabu (14/2/2024). Antusiasme tersebut terlihat sejak Selasa (13/2/2024) lewat banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh warga binaan demi memastikan keabsahan cara mereka mencoblos surat suara pada saat sosialisasi terakhir yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta. 

Misalnya saja, salah seorang warga binaan bertanya kepada salah seorang anggota panitia pemungutan suara (PPS) apakah ia dapat mencoblos dua gambar dalam satu kotak yang sama. Sementara warga binaan yang lain bertanya garis batas untuk area coblos setiap paslon

Baca Juga

Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 Yanti Affianti bahkan mengatakan tidak sedikit dari 582 warga binaan yang bertanya langsung kepada petugas panti terkait haknya untuk memberikan suara pada pemilu kali ini.

“Karena mereka semua dalam kondisi kesehatan yang sudah pulih, stabil dengan obat, beberapa dari mereka justru meminta langsung kepada saya kalau mereka mau nyoblos. Mereka tahu bakal ada hajat nasional,” kata Yanti Affianti di Jakarta pada Selasa.

Ia menerangkan, pihaknya memang tidak mengizinkan adanya aktivitas kampanye tiap paslon di lingkungan panti. Namun begitu warga binaan tetap mendapatkan edukasi politik seputar kepemiluan dari televisi, sosialisasi petugas KPU, serta komunikasi dengan pihak luar sewaktu beraktivitas di luar lingkungan panti.

“Demi menjaga netralitas, memang tidak ada kampanye di sini, tetapi ya mereka tetap dapat informasi seputar pemilu karena beberapa dari mereka ada yang rawat jalan sehingga ketemu sama masyarakat luar, ngobrol sambil nunggu terus nanti diceritakan lagi ke teman-temannya,” ujarnya.

Terkait dengan aktivitas pencoblosan, Yanti menjelaskan akan ada tiga TPS di lingkungan panti yang dapat digunakan oleh warga binaan, petugas panti, serta masyarakat sekitar. Adapun jumlah warga binaan yang dinyatakan layak untuk memilih sebanyak 245 orang dengan 37 petugas panti yang nantinya ditugaskan sebagai pendamping.

 

 

 

 

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement