Rabu 14 Feb 2024 13:12 WIB

Pesan Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Pemenang Pemilu 2024

Haedar juga berpesan kepada yang kalah dalam Pemilu 2024 ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Irfan Fitrat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menggunakan hak pilihnya di TPS 12, Kampung Rukeman-Peleman, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (14/2/2024).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menggunakan hak pilihnya di TPS 12, Kampung Rukeman-Peleman, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (14/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan kepada peserta Pemilu 2024 yang mendapat suara terbanyak. Pemenang kontestasi politik ini diminta tetap rendah hati.

“Jangan euforia, jangan jemawa. Jangan merasa adigung, adiguna, tetapi tetap rendah hati,” kata Haedar, setelah menyalurkan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Kampung Rukeman-Peleman, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (14/2/2024).

Baca Juga

Bagi yang mendapatkan mandat dari masyarakat, Haedar berpesan agar dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Ia menilai, ada beban berat yang dipikul oleh pihak yang memenangkan pemilu ini.

“Tentu akan ada yang memperoleh mandat rakyat, ada yang belum atau tidak. Di dalam bahasa kita itu (ada yang) kalah dan yang menang. Kita harapkan yang menang legawa dengan jiwa kenegarawanan untuk memanfaatkan mandat rakyat ini sebaiknya,” kata Haedar.

Haedar menekankan agar pihak yang memenangkan Pemilu 2024 ini mengutamakan kepentingan rakyat luas di atas kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, ataupun golongan tertentu.

“Jadi, kemenangan itu mandat berat dari rakyat yang harus ditunaikan dengan kewajiban utama, amanah, jujur, fatanah, dan segala sifat-sifat kebaikan. Dan harus berdiri di atas seluruh kepentingan rakyat, bangsa, dan negara, bukan lagi berdasarkan partai politik, golongan pendukungan, dan primordialisme,” ujar Haedar.

Bagi pihak yang kalah dalam pemilu ini, Haedar berharap dapat legawa dan menerimanya dengan ikhlas dan sabar. Kalah, kata dia, bukan berarti mengurangi pengkhidmatan untuk membangun bangsa dan negara ini.

“Saya yakin, bahwa ketika tidak diberi mandat, itu justru juga harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bisa jadi (kekalahan itu) dibebaskan dari tugas-tugas yang berat, tapi tetap berkhidmat kepada bangsa dan negara,” ujar Haedar.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement