REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-----Beredar sebuah video yang memperlihatkan sejumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) tengah menunjukkan sejumlah surat suara pemilihan presiden (pilpres) yang sudah tercoblos. Surat suara pilpres yang sudah tercoblos untuk nomor urut 02 dan 03.
Para petugas KPPS memperlihatkan beberapa surat suara pilpres yang sudah tercoblos untuk nomor urut 02 dan nomor urut 03 di sebuah gedung. Mereka mengaku surat suara yang dikirim dari pusat sudah tercoblos. "Nomor tiga sudah dicoblos, ti pusatna nya sanes ku KPPS (dari pusatnya bukan dari KPPS)," ujar salah seorang petugas laki-laki di dalam video tersebut.
Salah seorang petugas perempuan yang merekam video itu menambahkan bahwa terdapat saksi yang melihat surat suara telah tercoblos. "Iyeu (ini) nomor tiga dicoblos, iyeu (ini) nomor tiga dicoblos, iyeu (ini) nomor dua dicoblos, iyeu (ini) nomor 3 dicoblos, nomor tiga, iyeu nomor tiga tos dicoblos, iyeu (ini) no dua, iyeu (ini) no tiga tos dicoblos. Kumaha ieu (gimana ini) KPU," kata salah seorang petugas laki-laki.
Salah seorang petugas laki-laki lainnya menyebut kondisi tersebut berada di TPS 17 Kampung Simpangsari, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. "Ieu (ini) di TPS 17 Kampung Simpangsari, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut melaporkan babwa sudah banyak surat suara dicoblos nomor urut 02 dan 03," katanya.
Salah seorang petugas laki-laki yang mengaku ketua TPS 17 menyebutkan video tersebut tidak bertujuan menyudutkan salah satu pihak. Namun, pihaknya hanya melaporkan temuan di lapangan. "Ketika hendak memberikan surat suara yang baru ternyata sudah tercoblos. Bukan apa-apa buat KPU agar lebih baik, saya ketua TPS 17 Simpang Sari Garut," kata dia.
Saat dikonfirmasi, Kordiv Humas, Data dan Informasi Bawaslu Jabar Muamarullah mengatakan telah menerima video yang beredar di media sosial tersebut. Pihaknya tengah akan membahas dan menindaklanjuti masalah tersebut.
"Memang beredar, saya dapat videonya nih, kita lagi mau ngebahas tindaklanjut dari persoalan itu. Sedang di dalami di bawah kemudian fakta di lapangan," ujar Muamarullah saat dihubungi, Rabu (14/2/2024).
Ia mengatakan belum dapat memastikan apakah isi dari video tersebut benar atau tidak. Sebab harus dilakukan pendalaman terlebih dahulu. "Kita gak bisa dengan mudah ini benar atau gak tapi menjudge itu bohong gak bisa. Kita tunggu tindak lanjut di bawah dan masuk form pengawasan dan pendalaman," kata dia.