REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah produksi Visinema Pictures menggarap ulang film Ali Topan yang pernah populer pada 1970-an. Gambaran Ali Topan yang filmnya mulai tayang hari ini, Rabu (14/2/2024), pada versi masa kini berubah dan disesuaikan dengan generasi Z.
Sutradara Sidharta Tata mengatakan, secara keseluruhan plot, film masih mengambil core Ali Topan 1970-an yaitu tentang seorang pemuda yang melawan ketidakadilan di sekitarnya. Ali Topan digambarkan sebagai pemuda urakan, punya ideologi yang besar, tapi tetap punya nilai-nilai yang tidak dilupakan dan penting bagi dirinya.
“Core itu yang kami ambil, gimana kami meletakan itu, dan kami merasa itu sesuatu yang masih aktual. Yang kemudian ruangnya yang akhirnya dibedakan karena dari diskusi antara saya, Tersi (produser) dan Ibu Ismail selaku penulis, kami merasa term anak jalanan sudah tidak relevan lagi pada zaman sekarang,” ucap Sidharta dalam press screening Ali Topan di XXI Epicentrum Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Ia mencoba memindahkan ruang zaman dulu ke ruang hari ini. Dia melihat dari cuplikan kehidupannya, di mana ia besar dari lingkungan hidup anak-anak skena, anak-anak musik yang hidupnya memang di level permukaan orang-orang pada umumnya. Dari situ, ia "mengganti" anak jalanan itu menjadi sebuah komunitas, sebuah komunal underground yang tersebar di seluruh kota di Indonesia.
Dari situ, dinamika-dinamika cerita Ali Topan berjalan. “Ruangnya yang kami bedakan, tapi semangat dan kemampuan dari kisahnya mereka tetap sama, hanya kita modifikasi agar tetap relevan pada saat ini,” kata dia.
Yang juga menarik dari film Ali Topan adalah tembang yang menjadi original soundtrack. Meski tidak menggunakan lagu Ali Topan pada masa lalu, Sidharta berusaha memilih lagu relevan dengan sosok Ali Topan yang diperankan oleh Jefri Nichol.
Pemilihan original soundtrack, menjadi pertaruhan besar baginya. Dia mengatakan, bicara soal klasifikasi musik pada umumnya, itu adalah musik yang harus dikenal orang kebanyakan. "Sedangkan musik kita itu musik yang nieche (irisan kecil) gitu, yang hanya dikenal sedikit orang,” kata dia.
Lagu “Serana” dari Four Revenge dan “Kuning” dari Rumah Sakit yang dinyanyikan ulang Morfem, menjadi lagu yang paling terngiang karena ditonjolkan pada adegan berkesan dari film. Seperti “Serana” muncul ketika adegan Ali dan Anna Karenina (Lutesha) harus terpisahkan demi kebaikan semua pihak.
Ari Sihasale sebagai pemeran Ali Topan di film aslinya juga diberikan porsi cukup penting dalam film ini. Ari berperan sebagai Opung, memperlihatkan karakternya yang mengemong sosok Ali, di saat Ali memiliki masalah dengan sang ayah di rumahnya. Sosok Opung juga yang mampu membuat anak rebel ini menangis mengakui kelalaiannya.