Rabu 14 Feb 2024 23:30 WIB

Luncurkan Laman Sussex, Pangeran Harry dan Meghan Markle Tuai Kritik

Pangeran Harry dan Meghan Markle bergelar Duke and Duchess of Sussex.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle memiliki gelar Duke and Duchess of Sussex.
Foto: EPA-EFE/Christopher Neundorf
Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle memiliki gelar Duke and Duchess of Sussex.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, baru saja merilis situs resmi baru mereka, Sussex.com. Namun, tak lama setelah perilisan tersebut dilakukan, keduanya justru menuai kritik dari publik.

Kritik tersebut muncul karena Harry dan Markle mencantumkan gelar kebangsawanan mereka, yaitu Duke and Duchess of Sussex, di dalam situs Sussex.com. Selain itu, mereka juga memasukkan coat of arms atau lambang kebesaran keluarga kerajaan Inggris di dalam situs baru mereka tersebut.

Baca Juga

Seperti diketahui, penggunaan gelar kebangsawanan dan lambang kebesaran biasanya hanya digunakan oleh anggota keluarga kerajaan yang masih terlibat aktif sebagai working royals. Di sisi lain, Harry dan Markle telah memutuskan untuk mundur dari jabatan sebagai working royals dan menanggalkan gelar kebangsawanan mereka sejak Januari 2020.

Setelah mundur dari posisi mereka sebagai working royals, Harry dan Markle bekerja secara independen dengan melakukan kegiatan filantropi melalui yayasan yang mereka bangun. Sebelumnya, informasi mengenai kegiatan-kegiatan filantropi ini mereka bagikan melalui laman Sussexroyal.com dan Archewell.com.

Namun kini, kedua laman tersebut tak lagi digunakan oleh Harry dan Markle. Pengunjung laman tersebut akan secara otomatis dialihkan ke laman baru yang mereka gunakan, yaitu Sussex.com.

Ketika situs tersebut diakses, pengunjung akan diarahkan pada sebuah laman yang menampilkan tulisan "The Office of Prince Harry & Meghan The Duke and Duchess of Sussex". Di atas tulisan tersebut, terlihat dengan jelas lambang kebesaran kerajaan Inggris.

Keputusan Harry dan Markle untuk menggunakan gelar kebangsawanan dan lambang kebesaran kerajaan Inggris menuai kritik dari banyak orang. Keduanya dianggap masih sangat bergantung pada status mereka sebagai keluarga bangsawan meski mengaku ingin menjalani kehidupan yang mandiri di Amerika Serikat.

"Harry dan Meghan masih membranding diri mereka sendiri sebagai 'The Sussexes'. Mereka mengabaikan tugas mereka untuk negara ini, menghina warga kita dan sejarah kita, mencemooh tradisi kita, serta mengacaukan monarki kita," jelas seorang royalist melalui X, seperti dilansir PageSix pada Rabu (14/2/2024).

Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa warganet lain. Mereka merasa tidak suka karena Harry dan Markle masih sering memanfaatkan gelar kebangsawanan mereka tanpa melakukan pengabdian untuk kerajaan Inggris. Beberapa warganet bahkan meminta agar gelar kebangsawanan Harry dan Markle dicabut.

Sejumlah warganet juga menyindir Harry dan Markle atas kegagalan yang mereka tuai di Amerika Serikat. Para warganet menilai, Harry dan Markle kembali memanfaatkan gelar kebangsawanan dan koneksi mereka sebagai bagian dari keluarga kerajaan Inggris setelah gagal membangun brand mereka sendiri di Amerika Serikat.

"Setelah semuanya gagal, mari kembali menjual koneksi kerajaan kita," kata warganet lain menyindir.

Seorang warganet juga mengkritik Harry dan Meghan karena terkesan mengomersialisasi kerajaan Inggris. Padahal, keluarga kerajaan Inggris tidak sepatutnya terlibat dalam komersialisasi.

Terlepas dari kritik yang muncul, sebagian warganet memberikan pembelaan untuk Harry dan Meghan. Menurut warganet tersebut, Harry dan Meghan berhak untuk menggunakan gelar Duke and Duchess of Sussex karena gelar kebangsawanan tersebut masih milik mereka. Gelar yang tak boleh digunakan oleh Harry dan Meghan saat ini hanyalah His Royal Highness dan Her Royal Highness.

"Mereka masih menjadi Duke and Duchess of Sussex. Itu gelar mereka, sampai seseorang (raja yang baru) memutuskan sebaliknya," lanjut warganet tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement