Rabu 14 Feb 2024 22:06 WIB

Menteri PUPR: Tunisia dan Portugal Bersedia Hadir World Water Forum di Bali

Tunisia dan Indonesia memiliki hubungan khusus yang terjalin sejak Presiden Soekarno.

Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputr
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan Tunisia dan asosiasi air Portugal bersedia hadir dalam World Water Forum ke-10 di Bali yang berlangsung pada Mei tahun ini.

"Mereka (Portugal dan Tunisia) mau hadir, saya menyampaikan secara langsung undangan presidennya. Insya Allah Tunisia (hadir)," ujar Basuki di Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (14/2/2024).

Baca Juga

Menurut dia, Tunisia dan Indonesia memiliki hubungan khusus yang terjalin sejak Presiden Pertama RI, Soekarno. "Bung Karno menyumbangkan uang untuk Tunisia merdeka pada 1957. Presiden Pertama RI tersebut sudah berkunjung ke sana. Indonesia istimewa (spesial) bagi Tunisia. Saya dijemput seperti presiden ketika ke Tunisia," katanya.

Kunjungan Presiden Soekarno tersebut diikuti oleh kunjungan-kunjungan presiden Indonesia setelahnya yakni Presiden ke-5 RI yakni Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

"Presiden Tunisia sendiri belum pernah ke Indonesia, mudah-mudahan mungkin Presiden Tunisia diupayakan hadir di World Water Forum. Portugal juga sama, jadi kami bertemu dengan asosiasi air di sana kemudian mereka juga saya undang dan mau datang ke World Water Forum," kata Basuki.

Portugal dan Tunisia merupakan kedua negara yang berada di kawasan Mediterania. World Water Forum sendiri terdiri dari tiga proses yakni proses politik, regional/kawasan, dan tematik. Kebetulan kedua negara termasuk ke proses yang regional untuk membahas pengelolaan air di daerah kering.

Sebagai informasi, World Water Forum Ke-10 memiliki tema “Water for Shared Prosperity” yang diterjemahkan ke dalam 6 subtema yang dibahas, di antaranya adalah water for human and nature, water security and prosperity, disaster risk reduction and management, governance cooperation and hydro diplomacy, sustainable water finance, dan knowledge and innovation.

Dalam forum tersebut, Indonesia bersama negara-negara anggota World Water Council mencari berbagai mekanisme dan pendekatan untuk menyelesaikan isu yang berkaitan dengan air.

Ada tiga proses dikatakannya yang akan secara spesifik membahas permasalahan air yang erat kaitannya dengan politik, regional/kawasan dan tematik. Ruang diskusi antar pemangku kepentingan dari mulai kepala negara, anggota parlemen, pejabat setingkat menteri, pemerintah daerah, dan otoritas wilayah sungai, untuk isu air yang erat kaitannya dengan politik.

Kedua adalah pembahasan isu air dengan melibatkan pemangku kepentingan dari mulai pemerintah hingga lembaga nonprofit. Terakhir adalah terkait persoalan regional/kawasan. Forum nantinya membuka ruang diskusi antar pemangku kepentingan yang berasal dari sejumlah kawasan yakni Mediterania, Asia Pasifik, Amerika dan Afrika.

Sinergi ketiga proses ini diperlukan dalam upaya mewujudkan air sebagai sarana menuju kemakmuran bersama. Ketiga proses tersebut menyelaraskan berbagai upaya yang berorientasi pada aksi atau solusi nyata melalui agenda politik dan regional yang diprioritaskan serta tema-tema utama yang diidentifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement