Kamis 15 Feb 2024 10:10 WIB

Bayern Munchen Kutuk Hujatan Rasisme kepada Dayot Upamecano

Upamecano dihina di media sosial karena membuat kesalahan yang buat Munchen kalah.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Dayot Upamecano dari Bayern menerima kartu merah oleh wasit Francois Letexier saat pertandingan sepak bola leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Lazio dan Bayern Munich, di Stadion Olimpiade Roma, Kamis (15/2/2024) dini hari WIB.
Foto: AP
Dayot Upamecano dari Bayern menerima kartu merah oleh wasit Francois Letexier saat pertandingan sepak bola leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Lazio dan Bayern Munich, di Stadion Olimpiade Roma, Kamis (15/2/2024) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayern Munchen mengutuk pelecehan rasialis yang ditujukan kepada bek Dayot Upamecano setelah mereka kalah 0-1 dari Lazio pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Olimpico, Roma, Kamis (15/2/2024) dini hari WIB.

Upamecano, 25 tahun, dikeluarkan dari lapangan pada menit ke-67 setelah memberikan penalti, yang dicetak Ciro Immobile untuk kemenangan Bincoceleste tersebut. Rupanya kesalahan Upamecano ini harus dibayar kutukan rasis terhadapnya.

Baca Juga

"FC Bayern mengutuk keras komentar rasis yang ditujukan kepada Dayot Upamecano di media sosial. Siapa pun yang mengomentari kata-kata kebencian seperti ini bukanlah penggemar klub kami," demikian pernyataan Bayern Munchen di X, dikutip BBC.

Kartu merah berarti Upamecano akan melewatkan leg kedua di Munchen pada 5 Maret mendatang.

Bayern gagal mencetak tembakan tepat sasaran pada pertandingan leg pertama, dan kekalahan tersebut meningkatkan tekanan pada manajer Thomas Tuchel.

Mereka kalah 0-3 dari Bayer Leverkusen di Bundesliga pada hari Sabtu dan tertinggal lima poin dari tim asuhan Xabi Alonso di peringkat kedua. Bayern juga sudah tersingkir dari Piala Jerman. Ini membuat Munchen terancam mengakhiri musim tanpa satu pun trofi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement