REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya harga beras menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Karena, saat ini beras masih menjadi makanan atau sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, warga miskin tidak perlu khawatir terhadap harga beras yang tinggi.
Alasannya, kini sudah ada Program Keluarga Harapan (PKH), program Sembako, bantuan pangan beras 10 kilogram per keluarga per bulan, serta BLT Mitigasi Risiko Pangan yang dirapel selama tiga bulan sebesar Rp 600 ribu per keluarga.
Menurutnya, yang perlu dikhawatirkan yaitu kelompok yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan. "Kalau harga beras pangan naik, mereka potensi menjadi kaum miskin baru," ujar dia saat dihubungi Republika, Kamis (15/2/2024).
Selama ini, kata dia, kelompok tersebut belum tersentuh oleh berbagai bantuan sosial dan jaring pengaman sosial. Di sisi lain, kata dia, memang Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Bulog untuk menggencarkan operasi pasar yang bernama SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).