Kamis 15 Feb 2024 10:56 WIB

Beras Mahal Warga Miskin tak Perlu Khawatir, Ini Kelompok yang Perlu Dikhawatirkan

Kelompok yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan belum tersentuh bantuan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Arie Lukihardianti
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya harga beras menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Karena, saat ini beras masih menjadi makanan atau sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, warga miskin tidak perlu khawatir terhadap harga beras yang tinggi. 

Alasannya, kini sudah ada Program Keluarga Harapan (PKH), program Sembako, bantuan pangan beras 10 kilogram per keluarga per bulan, serta BLT Mitigasi Risiko Pangan yang dirapel selama tiga bulan sebesar Rp 600 ribu per keluarga.

Baca Juga

Menurutnya, yang perlu dikhawatirkan yaitu kelompok yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan. "Kalau harga beras pangan naik, mereka potensi menjadi kaum miskin baru," ujar dia saat dihubungi Republika, Kamis (15/2/2024).

Selama ini, kata dia, kelompok tersebut belum tersentuh oleh berbagai bantuan sosial dan jaring pengaman sosial. Di sisi lain, kata dia, memang Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Bulog untuk menggencarkan operasi pasar yang bernama SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).