REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) atau Ayam Goreng Nelongso menargetkan akan membuka sebanyak 10 sampai 15 cabang baru sepanjang 2024 setelah perseroan resmi menggelar Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Untuk tahun ini kemungkinan di angka 10 sampai 15 cabang. Tapi, yang paling utama, saya akan kejar impian saya, go international,” ujar Direktur Utama BAIK Nanang Suherman di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Untuk cabang baru, pihaknya merencanakan pembukaan di Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, hingga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Kalau sesuai petanya, yang jelas Jawa Barat akan kami gas karena kita ketahui market Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya sangat empuk untuk urusan kuliner. Namun, yang jelas paling banyak akan buka di Jakarta, termasuk kota baru. Sesuai hasil quick count, semoga kita akan melakukan pengembangan di IKN,” ujar Nanang.
Tidak hanya itu, pihaknya menargetkan melakukan ekspansi pasar ke luar negeri pada tahun ini, dengan tujuan awal negara di ASEAN yaitu antara Malaysia atau Singapura.
“Yang paling dekat dalam waktu dekat, Malaysia atau Singapura. Membangun gerai, membuka cabang,” ujar Nanang.
Nanang mengungkapkan, saat ini perseroan sudah memiliki 54 cabang untuk Ayam Goreng Nelongso di seluruh Indonesia, ditambah sebanyak 9 cabang untuk entitas usaha yaitu Geprek Kak Rose.
“Total ada 62 rumah makan, dimana sebenarnya keunggulan dari kami bisnis supply chain yang sudah terintegrasi, yang sudah support bagi para UMKM seluruh Indonesia. Karena cabang kita yang banyak, market di sekitaran cabang kami menjadi target utama,” ujar Nanang.
Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan BAIK Ubaidillah menyebut perseroan menargetkan pendapatan meningkat 30 persen year on year (yoy) pada tahun ini setelah perseroan resmi menggelar IPO.
“Memiliki proyeksi untuk pendapatan dengan kenaikan 30 an persen,” ujar Ubaidillah.
Terkait target laba bersih, Ayam Goreng Nelongso menargetkan kenaikan sebesar 60-75 persen (yoy) pada tahun ini. “Mungkin kita akan ambil rate di angka 60 sampai 75 persen (yoy) untuk peningkatan 2024,” ujar Ubaidillah.