REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan utang luar negeri swasta tetap terkendali. Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan ULN swasta juga melanjutkan kontraksi pertumbuhan.
"Posisi ULN swasta pada akhir kuartal IV 2023 tercatat sebesar 197,0 miliar dolar AS," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (15/2/2024).
Dia menuturkan posisi ULN swasta tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen secara tahunan. Hal tersebut melanjutkan kontraksi pada kuartal III 2023 sebesar 3,5 persen secara tahunan.
Erwin menjelaskan kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan. Masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen dan 1,8 persen secara tahunan.
Berdasarkan sektor ekonomi, Erwin mengungkapkan, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, serta uap atau air panas dan udara dingin. Begitu juga, dari pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 78,7 persen dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,9 persen terhadap total ULN swasta," ucap Erwin.