REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Seorang direktur rumah sakit dan tiga sumber keamanan Lebanon mengatakan korban tewas serangan Israel ke Lebanon menjadi 11 orang, termasuk enam anak-anak. Sebelumnya, dilaporkan tujuh orang tewas dalam serangan tersebut.
Dikutip dari Aljazirah, Kamis (15/2/2024) sebelumnya dilaporkan seorang perempuan dan dua putranya diyakini tewas dalam serangan udara Israel di desa al-Sawana. Sementara direktur rumah sakit di Kota Nabatieh, Hassan Wazni, mengatakan serangan yang menghantam sebuah gedung kota itu menewaskan empat anak-anak, tiga perempuan dan seorang pria.
Serangan ini balasan atas serangan roket Hizbullah ke utara Israel. Media Israel dan lembaga darurat mengatakan satu orang tentara Israel tewas dan tujuh lainnya terluka dalam serangan ke pangkalan mereka di Safed. Tentara Israel yang tewas diidentifikasi sebagai Staf Sersan Omer Sarah Benjo.
Sebuah video menunjukkan roket lainnya mendarat di dekat gerbang Rumah Sakit Safed. Hizbullah mengklaim serangan ke "posisi musuh" di Safed.
"Sebagai dukungan pada rakyat dan perlawanan Gaza yang menjadi korban agresi brutal Zionis dengan lampu hijau dari Amerika Serikat (AS)," kata kelompok itu.
Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengumumkan pesawat tempurnya menembak "sejumlah target teroris Hizbullah" di Souaneh, Aadchit, Jabal al-Braij, Kfar Houneh dan Kfar Dunin sebagai respons serangan roket itu.
"Target-target itu termasuk komplek militer, ruang kendali operasional dan infrastruktur teror," kata IDF.
Angkatan bersenjata Israel itu menambahkan beberapa target milik pasukan elit Hizbullah, Pasukan Radwan yang dianggap pasukan khusus kelompok itu.
Sementara itu surat kabar The Wall Street Journal melaporkan Departemen Luar Negeri AS menggelar penyelidikan terhadap beberapa serangan udara Israel di Gaza dan Lebanon yang diduga menggunakan fosfor putih.
Harian AS itu menambahkan penyelidikan itu akan menetapkan apakah militer Israel menyalahgunakan senjata AS untuk membunuh warga sipil. The Wall Street Journal mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Fosfor putih merupakan zat beracun yang dapat membakar hingga lebih dari 800 derajat Celcius, cukup panas untuk melelehkan logam. Konvensi internasional tidak secara eksplisit melarang bahan kimia tersebut. Namun banyak pakar hukum yang berpendapat penggunaannya di tengah-tengah penduduk sipil adalah ilegal.