Kamis 15 Feb 2024 16:28 WIB

Pakar: Israel tak akan Selesai Sampai Melakukan Pembersihan Etnis di Gaza

Menyerang fasilitas medis merupakan bagian dari strategi perang Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina mendoakan jenazah korban pemboman Israel, (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina mendoakan jenazah korban pemboman Israel, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel mengepung dan menyerang Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis. Pengamat mengatakan, menyerang fasilitas medis merupakan bagian dari strategi perang Israel.

"Ini cerita baru, tapi juga cerita yang sama. Selama empat setengah bulan Israel telah membuat rakyat Palestina tidak dapat menjalani kehidupannya, dan salah satu operasinya dengan menyerang rumah sakit," kata profesor di Doha Institute for Graduate Studies Mohamad Elmasry, seperti dikutip dari Aljazirah, Kamis (15/2/2024).

Baca Juga

Meski begitu, masyarakat internasional sudah menyerukan penghentian serangan. Elmasry mengatakan tidak ada indikasi pemimpin-pemimpin Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

“Seruan ini bagus dan disambut baik, tetapi pada akhirnya Amerika Serikat yang memegang kendali. Amerika sepenuhnya berada di pihak Israel. Mereka tidak menyerukan gencatan senjata, mereka tidak menginginkan gencatan senjata. Mereka ingin Israel melanjutkan misinya," kata Elmasry.

“Apa yang dilakukan Israel adalah bagian dari rencana ‘Israel Raya’. Mereka tidak akan menyelesaikannya sampai mereka melakukan pembersihan etnis di Gaza,” katanya.

Saat ini tentara Israel sedang bersiap menggelar serangan darat ke Rafah. Tempat terakhir yang ditetapkan sebagai "zona aman" dan menampung lebih dari satu juta pengungsi Gaza.

Kini terlihat banyak pengungsi yang mulai keluar dari kota di ujung selatan Gaza tersebut untuk menghindari operasi militer Israel. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi Kepala badan bantuan pengungsi  PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini. "Kemana warga sipil harus pergi? Sama sekali tidak ada lagi tempat yang aman di Rafah," katanya.

Pasukan Israel juga terlibat operasi militer di utara dan tengah Gaza. Jadi setiap pergerakan ke arah utara akan menimbulkan bahaya. Warga Palestina di "zona aman" yang ditetapkan Israel, seperti Jalan Salah al-Din, dibom, dieksekusi, dihilangkan secara paksa, disiksa, dan dipermalukan sepanjang perang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement