REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana menyalurkan 34 juta kilogram bantuan beras kepada 3,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Iwan menjelaskan, bantuan beras tersebut akan disalurkan melalui Bulog. Setiap KPM bakal menerima bantuan 10 kilogram.
"Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga beras. Mekanisme penyaluran bantuan beras itu dilakukan Perum Bulog Jatim yang bekerja sama dengan Pos Indonesia, kemudian baru disalurkan kepada KPM," kata Iwan, Kamis (15/2/2024).
Iwan melanjutkan, upaya lain yang dilakukan Disperindag Jatim adalah mendorong Bulog untuk mendistribusikan cadangan beras komersial ke retail modern maupun pasar-pasar rakyat. Iwan mengungkapkan, tingginya harga beras ini dipengaruhi sejumlah faktor.
Pertama, karena tingginya harga gabah kering panen (GKP) yang mencapai Rp7.430 per kilogram. Lebih tinggi dari harga GKP pada 20 Januari 2024 yang berada di angka Rp6.850 per kilogram. Tingginya harga beras juga menurutnya dipengaruhi faktor cuaca.
Berdasarkan data Siskaperpabo, harga rata-raya beras premium di Jawa Timur tercatat seharga Rp 14.850 per kilogram. Harga tertinggi tercatat di Kota Probolinggo yang mencapai Rp 16.500 per kilogram. Sedangkan harga terendah tercatat di Kabupaten Mojokerto Rp 12.487 per kilogram.