REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri pengolahan (manufaktur) tetap memberikan kontribusi tertinggi bagi capaian ekspor nasional.
Menurutnya, hal itu terlihat dari sumbangsih industri tersebut terhadap ekonomi Indonesia pada 2023 yang menyentuh angka 186,98 miliar dolar AS atau sebesar 72,24 persen dari total ekspor.
"Industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan bahwa produk manufaktur kita telah berdaya saing sehingga diakui dunia," kata Agus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Ia mengatakan apabila melihat dari tren peningkatan sepanjang tahun 2019-2022, industri manufaktur terus mengalami kenaikan yang signifikan. Lonjakan surplus terjadi pada 2022 yang memberikan kontribusi sebesar 206,06 miliar dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 177,20 miliar dolar AS.
Sedangkan pada 2019, industri tersebut memberikan nilai sebesar 127,38 miliar dolar AS, serta di tahun 2020 naik menjadi 131,09 miliar dolar AS. Adapun pada 2024 pihaknya optimistis industri pengolahan bisa memberikan kontribusi hingga 193 miliar dolar AS.
"Untuk 2024, kami targetkan193,4 miliar dolar AS. Kami optimistis bisa tercapai," ujarnya.
Agus mengatakan perlu adanya strategi yang adaptif, responsif, dan kolaboratif untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan melalui Satgas Peningkatan Ekspor Nasional yang tahun lalu dibentuk oleh Presiden.
Menurutnya tugas tim tersebut yakni untuk melakukan pengembangan sumber daya dan industri ekspor, serta menetapkan strategi peningkatan peran ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan mengintegrasikan ke dalam ekosistem penyedia ekspor nasional. Selain itu ia mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk memajukan hilirisasi industri guna meningkatkan perekonomian nasional.
"Hilirisasi industri menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas Tahun 2045," ujarnya.