REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi kemungkinan warga Palestina yang terjebak dan menumpuk di Rafah akan masuk ke Mesir. Hal ini mungkin terjadi jika Israel terus melancarkan serangan militernya terhadap kota perbatasan Palestina-Mesir itu.
"Kemungkinan operasi militer di Rafah, dengan kemungkinan penutupan penyeberangan (perbatasan), dengan kemungkinan limpahan seperti mimpi buruk Mesir, (tapi) adalah salah satu yang tepat di depan mata kita," kata Martin Griffiths kepada para diplomat pada hari Kamis di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Martin mengatakan, gagasan bahwa orang-orang Gaza dapat mengungsi ke tempat yang aman adalah ilusi. "Kita semua harus berharap bahwa teman-teman Israel dan mereka yang peduli dengan keamanan Israel memberi mereka nasihat yang baik saat ini," kata Griffiths, dilansir dari TRT World, Kamis (15/2/2024).
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengatakan serangan Israel terhadap Rafah dapat mengarah ke pembantaian. Berbicara pada pertemuan yang sama dengan Griffiths, Kepala Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Mirjana Spoljaric mengatakan tidak adanya rencana evakuasi yang jelas. Ini termasuk untuk orang sakit dan orang tua, akan membawa penderitaan rakyat Palestina ke tingkat yang baru.
"Penderitaan di kedua sisi, pembantaian yang telah kita lihat sejak 7 Oktober akan mencapai kedalaman yang tak terbayangkan jika operasi di Rafah diintensifkan seperti yang telah diumumkan," kata Spoljaric.
Lebih dari satu juta orang Palestina...