Jumat 16 Feb 2024 12:50 WIB

Drone Israel Pemburu Warga Palestina akan Dipamerkan di Singapura

Tim Jupiter TNI AU juga akan beraksi di Singapore Air Show 2024.

Tentara Israel membawa drone militer di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, 17 Januari 2024.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel membawa drone militer di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, 17 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Negara tetangga Singapura akan menggelar helatan bergengsi Singapore Air Show pada 20-25 Februari ini. Pabrikan pesawat tanpa awak Elbit Systems Israel akan mengumumkan debut Sistem Udara Tak Berawak (UAS) terbarunya dalam acara itu.

Dilansir situs resmi perusahaan itu, Elbit Systems akan memperkenalkan UAS taktis barunya yang memiliki arsitektur digital generasi berikutnya, kemampuan multi-misi, keserbagunaan, dan kemampuan bertahan lebih lama di Singapore Air Show 2024. Di antara yang dipamerkan adalah Drone Skylark I-eVTOL dan Skylark 3/Hybrid UAS taktis serbaguna hingga UAS Hermes 900 dan Hermes 900 Starliner.

Baca Juga

Drone-drone Israel adalah salah salah satu instrumen inti pasukan penjajahan Israel (IDF) dalam melakukan agresi militer ke Gaza sejak 7 Oktober lalu. Mereka yang menunjukkan wilayah mana saja yang harus dibombardir. Serangan-serangan udara yang tengah diselidiki sebagai upaya genosida terhadap warga Gaza itu sejauh ini telah membunuh sedikitnya 29 ribu warga Gaza, kebanyakan anak-anak dan perempuan.

Perusahaan pertahanan dan penerbangan Jepang, Itochu Aviation, 6 Februari lalu telah memutuskan untuk mengakhiri pakta kerja sama dengan Elbit Systems. Keputusan itu diambil Itochu Aviation sebagai respons atas keputusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus dugaan genosida Israel di Jalur Gaza bulan lalu.

“Saat ini kami telah menangguhkan segala kegiatan baru yang terkait dengan nota kesepahaman dan berencana untuk mengakhiri nota kesepahaman tersebut pada akhir Februari,” kata CEO Itochu Aviation, Hachimura Tsuyoshi, saat mengumumkan penghentian kerja sama dengan Elbit Systems, Selasa (6/2/2024), dikutip laman Middle East Monitor.

TNI Angkatan Udara (AU) juga dijadwalkan berpartisipasi dalam Singapore Air Show 2024. Tim Jupiter dijadwalkan akan mempertunjukkan aksi udara mereka pada acara itu seperti dilansir situs resmi acara tersebut.

Sementara dii Singapura, muncul seruan untuk memboikot acara tersebut. The Strait Times melansir, kepolisian setempat telah mengingatkan masyarakat bahwa peristiwa yang berkaitan dengan serangan Israel ke Palestina, terlepas dari pihak mana yang didukungnya, tidak akan diizinkan menyusul seruan online untuk melakukan unjuk rasa di Singapore Botanic Gardens akhir pekan ini. 

Menanggapi pertanyaan media pada tanggal 15 Februari, mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui adanya seruan di media sosial untuk berkumpul di Singapore Botanic Gardens untuk melakukan pawai yang disebut “Walk-Out Singapore”, untuk menunjukkan pandangan terkait konflik yang telah berlangsung selama empat bulan tersebut. 

“Izin Polisi diperlukan untuk kegiatan seperti itu,” kata polisi dalam pernyataan mereka. “Mengorganisir atau berpartisipasi dalam pertemuan atau prosesi publik tanpa seorang pun merupakan pelanggaran berdasarkan Undang-Undang Ketertiban Umum.”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Singapore Airshow 2024 (@singaporeairshow)

Mereka menegaskan kembali pendirian mereka dari pernyataan tanggal 13 Februari yang menyatakan bahwa mengingat meningkatnya ketegangan seputar konflik tersebut, ada kekhawatiran keselamatan dan keamanan publik dalam pertemuan dan prosesi yang diselenggarakan sehubungan dengan perang tersebut. “Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan ketidakharmonisan dalam masyarakat kita, karena berbagai komunitas di Singapura memiliki pandangan berbeda mengenai masalah ini,” kata polisi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah menghubungi penyelenggara pertemuan Botanic Gardens dan memberitahukan sikap mereka terhadap acara tersebut.

Pada 13 Februari, polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran yang terjadi di dua acara pada 2 Februari. Yang pertama adalah kelompok beranggotakan 70 orang berkumpul di Orchard Road dan berbaris menuju Istana, kata polisi. Kelompok tersebut membawa payung bergambar semangka, yang merupakan simbol perlawanan dan solidaritas Palestina, untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina. Beberapa laporan telah diajukan terhadap demonstrasi tersebut, yang menurut polisi mungkin dianggap sebagai pelanggaran berdasarkan Undang-Undang Ketertiban Umum karena Istana adalah kawasan yang sangat sensitif terhadap keamanan dan ditetapkan sebagai kawasan terlarang. Insiden kedua adalah peristiwa pribadi yang terjadi pada hari itu juga. Polisi mengatakan mereka telah menerima laporan mengenai video yang beredar secara online dari acara tersebut, yang disiarkan langsung oleh seorang peserta. 

Dalam video tersebut, orang yang merekam terlihat di depan umum meneriakkan: “Dari sungai ke laut.” Hal ini mendapat tanggapan dari pihak lain: “Palestina akan merdeka!” Nyanyian tersebut dikaitkan dengan seruan penghancuran Israel. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam aktivitas lain yang terkait dengan konflik, seperti usulan aksi duduk dan menempelkan stiker di Singapore Airshow mendatang.

Singapura dan Israel menjalin hubungan diplomatis sejak 1969. Kedua negara kemudian melakukan kerjasama militer yang terbilang erat. Industri senjata Israel dan Singapura seperti Israel Aerospace Industries dan ST Engineering terlibat dalam pengembangan bersama dan perdagangan militer tingkat tinggi antara kedua negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement