Jumat 16 Feb 2024 12:56 WIB

Perpustakaan Nasional Bangun Budaya Baca Lewat 10 Ribu Perpustakaan Desa

Perpustakaan nasional terus berkolaborasi dengan perpustakaan daerah.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi tumpukan buku di perpustakaan nasional.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi tumpukan buku di perpustakaan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menginisiasi program 10 ribu perpustakaan di seluruh Indonesia, yang setiap perpustakaan akan menerima seribu buku beserta rak untuk penyimpanannya. Hal itu dilakukan sebagai upaya membangun budaya baca masyarakat.

"Kami basisnya data yang sudah ada dan usulan dari kabupaten/kota. Syaratnya mereka harus menugaskan orang yang akan mengelola perpustakaan itu. Perpustakaan daerah yang ke depannya akan membina itu," ucap Plt Kepala Perpusnas E Aminudin Azis lewat keterangannya, Jumat (16/2/2024).

Baca Juga

Perpustakaan desa itu terdiri dari 600 perpustakaan desa/kelurahan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), 4.604 perpustakaan desa/kelurahan replikasi TPBIS, 2.409 perpustakaan usulan pemerintah kabupaten/kota, serta sebanyak 2.387 taman baca masyarakat (TBM).

Dia menjelaskan, dalam program tersebut perpustakaan desa dan TBM akan berkolaborasi dengan perpustakaan sekolah. Harapannya, agar anak-anak dapat memanfaatkan buku dari kedua tempat tersebut.

“Karena buku di perpustakaan desa dengan yang di sekolah tentunya berbeda. Nah ini harapannya dapat dimanfaatkan semuanya," jelas dia.

Kolaborasi antara perpustakaan desa dengan perpustakaan sekolah dilakukan dengan kegiatan untuk meningkatkan minat baca, seperti mengadakan program seminggu membaca dua buku, membaca nyaring, maupun mendongeng.

"Membangun literasi itu membangun satu generasi, sehingga membangun literasi dan budaya baca harus ditanamkan sejak kecil," kata dia.

Azis menerangkan, Perpusnas memiliki tiga program prioritas yang akan dilaksanakan pada 2024 yakni penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan pembinaan perpustakaan.

“Budaya baca itu harus dibangun, karena seseorang dapat dikatakan literat setelah dia bisa membaca dengan baik, membaca dengan kritis. Maka, budaya membaca ini harus dikembangkan lebih awal," kata dia.

Sesuai program prioritas nasional hasil penataan, tahun 2024 fokus penguatan kecakapan literasi masyarakat dilakukan di perpustakaan desa/kelurahan.

Menanggapi hal itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira menyampaikan dukungan anggaran terhadap program itu. Proyek itu akan melibatkan kepala perpustakaan, pemerintah daerah, serta masyarakat setempat.

“Diskusi dengan teman-teman di kabupaten dan kota akan menjadi langkah awal dalam mempersiapkan pelaksanaan program ini," ungkap Fajar.

Dia menekankan pentingnya persiapan menyeluruh, mengingat dampak positif yang diharapkan dari program ini. Dia meyakini, seiring berjalannya waktu, daerah lain di Indonesia akan mengadopsi program serupa.

"Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kami siap sepenuhnya dalam melaksanakan program ini," tegas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Nurliani mengatakan sebanyak 10 persen desa di Provinsi Kalsel telah memiliki perpustakaan yang dibangun menggunakan dana desa.

"Untuk menciptakan program ini, kami akan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait. Kami pun berkolaborasi dengan stakeholder lainnya, seperti PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalselteng yang telah membangun dua perpustakaan desa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement