Jumat 16 Feb 2024 15:25 WIB

Kembali Dilanjut Seusai Pemilu, Ini Realisasi Bantuan Pangan Beras

Realisasi penyaluran sampai 15 Februari telah mencapai 186 ribu ton.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantuan pangan beras kembali dilanjutkan mulai Kamis (15/2/2024) atau sehari setelah pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu). Realisasi penyaluran sampai 15 Februari telah mencapai 186 ribu ton.

Presiden Joko Widodo mengukuhkan dimulainya kembali bantuan pangan beras dengan mengunjungi Gudang Perum Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024). Jokowi mengatakan, penyaluran bantuan pangan akan dilanjutkan setelah sempet terhenti semnentara.

Baca Juga

"Bulan Januari sudah terima ya? Februari hari ini diterima. Nanti (lanjut) Maret, April, Mei, Juni. Nanti kita lihat di APBN, kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan lagi, tapi janji saya sampai Juni dulu. Nanti hitung-hitung APBN, APBN cukup, bisa ditambah," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Badan Pangan Nasional, Jumat (16/2/2024).

Jokowi menyebut krisis pangan terjadi secara global yang mengakibatkan kenaikan harga beras di berbagai negara. Karena itu, program bantuan pangan beras menjadi salah satu upaya Pemerintah dalam membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga beras.

 "Jadi di seluruh dunia sekarang ini sedang terjadi yang namanya krisis pangan, harga beras di negara-negara lain juga naik. Tetapi di negara kita, rakyat kita bantu (beras) dengan 10 kilo, 10 kilo. Itulah fungsinya negara membantu kalau ada kenaikan harga beras. Kalau di negara lain kan tidak ada yang namanya bantuan pangan beras seperti yang kita miliki. Untung APBN kita mampu memberikannya," kata Jokowi.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang turut mendampingi kunjungan Preisiden menuturkan pengguliran bantuan pangan beras telah dimulai kembali serentak di seluruh Indonesia. Langkah ini juga diiringi strategi pemerintah dalam menghadapi peak season nanti.

"Bantuan pangan pemerintah dalam bentuk beras sudah kita mulai kembali sejak kemarin. Bapak Presiden yang pertama mengunjungi lagi hari ini. Setelah ini juga akan berkunjung ke beberapa provinsi lain," ujarnya.

Selain memastikan penyaluran, pemerintah juga memastikan pasokan beras tetap terjaga menjelang Ramadhan hingga lebaran. Saat ini kata dia, stok beras Bulog dalam kondisi aman dengan jumlah 1,4 juta ton.

Ia menjelaskan fokus pemerintah adalah menjaga keseimbangan di semua lini rantai pasok pangan, terutama di tingkat produsen. Meskipun langkah importasi dilakukan, tapi kepentingan petani harus senantiasa dijaga.

"Saya telah meminta Bapak Dirut Bulog untuk menyeimbangkan harga di tingkat petani. Jadi harga di tingkat petani ini, kalau nanti panen sudah di atas 3,5 juta ton. Bahkan kita berharap bisa sampai 5 juta ton dalam 2 bulan ke depan, harga petani tetap harus dijaga. Ini juga pesannya Bapak Presiden. Walaupun importasi dilakukan, tetapi importasi ini dilakukan secara terukur," ujarnya.

Selama pelaksanaan bantuan pangan beras di tahun ini, dengan target penyaluran kepada 22 juta KPM, diproyeksikan kebutuhan CBP hingga Februari berkisar di 440 ribu ton. Sementara realisasi penyaluran sampai 15 Februari telah mencapai 186 ribu ton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement