REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — TNI Angkatan Udara (AU) menyatakan menolak turut campur dengan isu internasional yang mengkampanyekan boikot Singapore Airshow 2024 lantaran partisipasi Zionis Israel. Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) Agung Sasongkojati mengatakan, partisipasi TNI AU dalam ajang internasional tersebut hanya sebagai aksi unjuk kebolehan Jupiter Aerobatic Team (JAT).
“Kegiatan Tim JAT mengisi acara Singapore Air Show sudah rutin sejak lama. Ini menjadi ajang internasional untuk memamerkan kemampuan anak bangsa untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta dirgantara bagi generasi muda,” begitu kata Marsma Agung kepada Republika, pada Jumat (16/2/2024). Dia menjelaskan, partisipasi JAT TNI AU dalam gelaran Singapore Airshow tersebut selalu atas perintah dari pemimpin negara.
Sehingga, kata dia, JAT TNI AU tak bisa melakukan penolakan, atau inisiatif sendiri untuk bisa tampil. “TNI AU adalah bagian dari alat pertahanan negara yang mematuhi perintah pemimpin negara,” begitu kata Marsma Agung.
Karena itu, dikatakan dia, terkait dengan ragam aksi, maupun seruan internasional, ataupun di dalam negeri yang mendesak JAT TNI AU mundur dari gelaran Singapore Airshow lantaran adanya Zionis Israel sebagai peserta harus diputuskan oleh pemimpin negara. “TNI AU tidak (bisa) berpendapat terkait dengan isu. Silakan tanyakan kepada pemerintah, atau Kementerian Luar Negeri terkait sikap dan kebijakan pemerintah terhadap ajang Singapore Air Show dengan informasi tersebut (partisipasi Zionis Israel),” begitu kata Marsma Agung.
Negara tetangga Singapura akan menggelar helatan bergengsi Singapore Air Show pada 20-25 Februari ini. Pabrikan pesawat tanpa awak Elbit Systems Israel akan mengumumkan debut Sistem Udara Tak Berawak (UAS) terbarunya dalam acara itu.
Dilansir situs resmi perusahaan itu, Elbit Systems akan memperkenalkan UAS taktis barunya yang memiliki arsitektur digital generasi berikutnya, kemampuan multi-misi, keserbagunaan, dan kemampuan bertahan lebih lama di Singapore Air Show 2024. Di antara yang dipamerkan adalah Drone Skylark I-eVTOL dan Skylark 3/Hybrid UAS taktis serbaguna hingga UAS Hermes 900 dan Hermes 900 Starliner.
Drone-drone Israel adalah salah salah satu instrumen inti pasukan penjajahan Israel (IDF) dalam melakukan agresi militer ke Gaza sejak 7 Oktober lalu. Mereka yang menunjukkan wilayah mana saja yang harus dibombardir selain juga melakukan pemboman. Serangan-serangan udara yang tengah diselidiki sebagai upaya genosida terhadap warga Gaza itu sejauh ini telah membunuh sedikitnya 29 ribu warga Gaza, kebanyakan anak-anak dan perempuan.
Perusahaan pertahanan dan penerbangan Jepang, Itochu Aviation, 6 Februari lalu telah memutuskan untuk mengakhiri pakta kerja sama dengan Elbit Systems. Keputusan itu diambil Itochu Aviation sebagai respons atas putusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus dugaan genosida Israel di Jalur Gaza bulan lalu.