Sabtu 17 Feb 2024 13:45 WIB

Tokoh Agama Ajak Masyarakat Hormati Hasil Pemilu 2024

Tokoh agama menjadi rujukan masyarakat menjaga kesuksesan Pemilu 2024..

Red: Erdy Nasrul
Tukang becak mengangkut logistik hasil Pemilu 2024 di Kantor Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/2/2024). Usai penghitungan suara di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), logistik Pemilu 2024 didistribusikan kembali dari TPS kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk disimpan dan selanjutnya dilakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara pada Jumat (16/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tukang becak mengangkut logistik hasil Pemilu 2024 di Kantor Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/2/2024). Usai penghitungan suara di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), logistik Pemilu 2024 didistribusikan kembali dari TPS kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk disimpan dan selanjutnya dilakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara pada Jumat (16/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sejumlah tokoh agama di Maluku kompak mengajak masyarakat di daerah itu untuk menghormati hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang baru saja digelar pada 14 Februari.

"Bagi siapapun yang terpilih menjadi pemimpin Bangsa Indonesia (Presiden dan Wakil Presiden). Mereka merupakan pilihan Tuhan. Kita sebagai rakyat dengan tangan dan hati yang terbuka perlu menerima kemanusiaan para pemimpin itu," kata Pendeta sekaligus seniman suara perut Eklin Amtor Defretes saat dihubungi dari Ambon, Kamis (17/2/2024).

Baca Juga

Pendeta Eklin mengatakan bahwa bila di awal-awal ini calon presiden dan wakil presiden kedapatan memiliki keterbatasan, kelemahan dan kekurangan karena kemanusiaan yang dimiliki, masyarakat tidak perlu mengorek kelemahan satu calon pemimpin, dan menutupi kelemahan calon pemimpin lainnya.

"Ini hanya memperkeruh keadaan dan itu berarti kita lupa bahwa semua manusia, termasuk para calon pemimpin maupun setiap pemimpin punya kekurangan. Termasuk kita yang mengorek-ngorek kelemahan itu pun, memiliki keterbatasan. Jangan lupa, bahwa tidak ada satu pemimpin pun yang sempurna," katanya menjelaskan.