REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial dan berbagai pengaturan algoritmanya bisa memicu gangguan makan dan masalah citra tubuh. Bagi orang yang sudah memiliki masalah itu, bahkan kondisinya bisa semakin parah. Hal ini bisa berimbas pada siapa saja.
Tidak cuma pada remaja, tetapi juga orang dewasa. Hanya dengan satu klik menyukai atau menunjukkan minat pada postingan yang menampilkan tipe tubuh, gaya hidup, atau pola makan tertentu, tanpa disadari akan muncul berbagai konten serupa terkait hal tersebut.
Psikolog klinis Romi Ran mengatakan, paparan berulang spektrum tipe tubuh yang terbatas itu dapat mengikis harga diri siapa pun yang tidak cocok dengan "bentuk ideal" itu. Akibatnya, ada tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar yang tidak realistis.
"Bagaimana kita menjaga diri dalam kondisi yang menantang ini? Titik awal yang baik adalah mengenali tanda-tanda hubungan yang tidak sehat dengan makanan," kata Ran, dikutip dari laman Women's Health Magazine, Sabtu (17/2/2024).
Pakar yang mengkhususkan diri pada penanganan masalah makanan, pengaturan pola makan, dan citra tubuh itu mewanti-wanti agar media sosial tidak mengimbas relasi seseorang dengan makanan. Ran mengungkap prinsip utama yang bisa jadi patokan.
Umumnya, orang yang memiliki hubungan yang sehat dengan makanan jarang memikirkan makanan kecuali saat sedang makan. Sebaliknya, orang yang memiliki hubungan tidak sehat dengan makanan justru selalu memikirkan makanan, kecuali saat sedang makan.
"Jika Anda mendapati diri Anda terus-menerus sibuk dengan makanan dan makan, sementara pada saat yang sama tidak terhubung dengan pengalaman makan yang sebenarnya, ini mungkin merupakan tanda bahaya," ucap Ran.
Jika disinyalir ada kemungkinan relasi kita dengan makanan tidak sehat, atau ada gangguan makan dan masalah citra tubuh, Ran merekomendasikan beberapa langkah. Pertama, ingatkan diri sendiri bahwa tidak semua yang ada di media sosial itu nyata.
Menurut Ran, setiap individu perlu mengambil tanggung jawab untuk menumbuhkan literasi digital. Ini berarti memahami bahwa konten media sosial sangat disaring oleh pengunggahnya dan tidak semua dapat langsung dipercayai.
Ran juga merekomendasikan penetapan batasan penggunaan media sosial. Itu termasuk mengatur akun mana yang perlu diikuti dan tak perlu diikuti. Bukan cuma membatasi akun yang diikuti, Ran mengingatkan pula agar durasi scrolling tak berlebihan.
"Dan tentu saja, carilah bimbingan profesional jika Anda mengalami kesulitan dengan citra tubuh dan gangguan makan," tutur penulis buku Bite Sized Peace – Change How You Eat, Accept Your Body, Transform Your Life itu.