Sabtu 17 Feb 2024 23:27 WIB

Pemprov Nyatakan DKI Jakarta Siap Jadi Kota Global yang Kompetitif

Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan terus dikembangkan.

Red: Ani Nursalikah
Penumpang berjalan keluar Stasiun Dukuh Atas LRT Jabodebek, Selasa (26/12/2023).  Pada Libur Hari Natal antusiasme masyarakat dalam mencoba LRT Jabodebek cukup tinggi. Banyak para orang tua mengajak anak-anaknya menikmati pemandangan Kota Jakarta dengan LRT sebagai alternatif kegiatan libur natal.
Foto: Republika/Prayogi
Penumpang berjalan keluar Stasiun Dukuh Atas LRT Jabodebek, Selasa (26/12/2023). Pada Libur Hari Natal antusiasme masyarakat dalam mencoba LRT Jabodebek cukup tinggi. Banyak para orang tua mengajak anak-anaknya menikmati pemandangan Kota Jakarta dengan LRT sebagai alternatif kegiatan libur natal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan kesiapannya  untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang kompetitif atau mampu bersaing dengan kota-kota serupa di negara lain setelah tak lagi menyandang ibu kota negara.

"Setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara, kami siap untuk menjadi kota global yang kompetitif," kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga

Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov DKI Jakarta ditopang dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil serta angka inflasi yang terkendali. Sri mengungkapkan ekonomi Jakarta tumbuh mencapai 4,96 persen pada 2023 meskipun ketika itu kondisi ekonomi global juga dalam kondisi tidak pasti akibat berbagai isu.

Pertumbuhan ekonomi 2023 sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,25 persen. Sedangkan untuk tahun 2024 perkiraan  Bank Indonesia ekonomi DKI Jakarta akan kembali bertumbuh pada kisaran 4,8-5,6 persen.

Patut diingat,  ekonomi Provinsi DKI Jakarta  memberi kontribusi signifikan terhadap nasional mencapai 16,77 persen. Bahkan angka tersebut lebih tinggi dibanding 2023 yang mencapai 16,64 persen.

"Bahkan dalam konteks inflasi, DKI menyumbang 27 persen terhadap inflasi nasional," kata Sri.

Menurut Sri, dengan kontribusi inflasi sebesar itu membuat inflasi DKI Jakarta memberikan dampak signifikan terhadap inflasi nasional. "Artinya, kalau Jakarta tidak mampu mengendalikan inflasi, maka tingkat inflasi nasional juga akan terbawa naik," kata Sri.

Dia menegaskan dengan menyukseskan pembangunan ekonomi Jakarta, berarti juga menyukseskan pembangunan ekonomi nasional.

"Makanya kita punya slogan Sukses Jakarta Untuk Indonesia. Ini suatu fakta dan semangat bagi kami bahwa harus bisa sukses untuk memberi kontribusi positif terhadap ekonomi nasional," ujarnya.

Sri merinci beberapa lapangan usaha yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta, yakni perdagangan sebesar 17,67 persen, industri pengolahan sebesar 11,87 persen, dan jasa keuangan sebesar 11,09 persen.

"Tetapi dalam konteks pertumbuhan, itu ada transportasi dan pergudangan sebesar 14,05 persen, jasa lainnya sebesar 11,6 persen,  penyediaan akomodasi, dan sektor makanan-minuman sebesar 9,69 persen," katanya.

Sesuai janji Presiden Jokowi, Jakarta akan tetap menjadi kota global meskipun ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan.

"Kami menggarisbawahi mulai 2019, Pak Presiden sudah menyampaikan Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan akan terus dikembangkan menjadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan yang berskala regional dan global," kata Sri.

Oleh karena itu, ia  merencanakan berbagai macam program untuk mendorong Jakarta menjadi kota global.

"Maka di 2024 ini, perencanaan kami semua sudah dibuat, bagaimana kota global betul-betul menjadi target. Kita  mendorong menjadi kota global yang kompetitif," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement