Ahad 18 Feb 2024 15:00 WIB

Mahacepat Perhitungan Allah di Yaumul Hisab, Orang Dzalim Dapat Balasan

Allah menjadikan akhirat sebagai tempat penghitungan dan balasan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Mahacepat Perhitungan Allah di Yaumul Hisab, Orang Dzalim Dapat Balasan. Foto: akhirat (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Mahacepat Perhitungan Allah di Yaumul Hisab, Orang Dzalim Dapat Balasan. Foto: akhirat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di antara hikmah yang diturunkan Allah SWT adalah kehidupan dunia sebagai tempat berusaha atau berikhtiar. Lalu Allah menjadikan akhirat sebagai tempat penghitungan dan balasan.

Di Hari Perhitungan itulah, setiap Muslim akan dimintai pertanggungjawaban. Orang yang senantiasa beramal shaleh di dunia diganjar pahala, dan orang yang zalim diganjar balasan atas perbuatan buruknya.

Baca Juga

Dalam Alquran juga diabadikan bahwa perhitungan Allah adalah yang Mahacepat. Allah SWT berfirman:

لِيَجْزِيَ اللّٰهُ كُلَّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

"Agar Allah memberi balasan kepada setiap orang terhadap apa yang dia usahakan. Sungguh, Allah Mahacepat perhitungan-Nya." (QS. Ibrahim ayat 51)

Pada Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), para hamba berdiri di hadapan Rabb mereka dalam keadaan tunduk dan hina. Allah SWT akan berbicara kepada mereka dengan lisan, tanpa seorang penafsir.

Perhitungan amal dimulai dengan syafaat Nabi Muhammad SAW. Di Yaumul Hisab ini, orang-orang telah menanti dalam waktu yang panjang. Mereka mengalami kelelahan dan kesulitan dalam situasi tersebut.

Kemudian mereka mendatangi nabi-nabi mereka untuk memohon syafaat di hadapan Allah, agar Dia memberi keputusan di antara para hamba itu. Dan, perhitungan pun dimulai.

Setiap Muslim akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap perbuatan. Pertanggungjawaban mereka berbeda-beda berdasarkan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Amal perbuatan mereka dihitung di hadapan Allah SWT. Di antara mereka ada yang masuk neraka, itulah orang-orang kafir.

Allah SWT berfirman:

يُعْرَفُ الْمُجْرِمُوْنَ بِسِيْمٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِيْ وَالْاَقْدَامِۚ

"Orang-orang yang berdosa itu diketahui dengan tanda-tandanya, lalu direnggut ubun-ubun dan kakinya." (QS. Ar Rahman ayat 41)

Begitu pun dalam Surat An Nisa ayat 168-169, sebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus), kecuali jalan ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan hal itu (sangat) mudah bagi Allah." (QS. An Nisa ayat 168-169)

Ada pula orang-orang yang lebih besar keburukan daripada kebaikannya, maka mereka pantas mendapatkan siksa. Namun hal ini ada di bawah kehendak Allah SWT. Jika Dia menghendaki, maka mereka akan diampuni. Atas kehendak-Nya pula, mereka mendapat azab.

Di antara mereka yang tersiksa di api neraka, ada yang akan keluar melalui syafaat yang diberikan dari para pemberi syafaat, atau karena kasih sayang Allah SWT.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa ayat 48)

Dalam hadits panjang yang tercantum dalam Shahih Bukhari, disebutkan mengenai gambaran bagaimana keadaan orang-orang dan pemberian syafaat kepada mereka di Hari Akhir kelak. Dalam riwayat ini, Anas bin Malik RA menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW telah menceritakan kepada mereka (para sahabat termasuk Anas bin Malik).

Dalam hadits tersebut, Nabi SAW bersabda, "Jika hari kiamat tiba, maka manusia satu sama lain saling bertumpukan. Mereka kemudian mendatangi Adam dan berkata, 'Tolonglah kami agar mendapat syafaat Tuhanmu.' Namun Adam hanya menjawab, 'Aku tak berhak untuk itu, namun datangilah Ibrahim sebab dia adalah khalilurrahman (Kekasih Arrahman).'

Lantas mereka mendatangi Ibrahim, namun sayang Ibrahim berkata, 'Aku tak berhak untuk itu, coba datangilah Musa, sebab dia adalah nabi yang diajak bicara oleh Allah (kaliimullah).' Mereka pun mendatangi Musa, namun Musa berkata, 'Saya tidak berhak untuk itu, coba mintalah kepada Isa, sebab ia adalah roh Allah dan kalimah-Nya.' Maka mereka pun mendatang Isa. Namun Isa juga berkata, 'Maaf, aku tak berhak untuk itu, namun cobalah kalian temui Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.'

Mereka pun mendatangiku sehingga aku pun berkata: 'Aku kemudian meminta izin Tuhanku dan aku diizinkan, Allah mengilhamiku dengan puji-pujian yang aku pergunakan untuk memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu menghadiriku sekarang, aku tidak melafadzkan puji-pujian itu. Aku lalu tersungkur sujud kepada-Nya. Lantas Allah berfirman, 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakanlah, engkau akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Mintalah keringanan, engkau akan diberi keringanan.'

Maka aku mengiba, 'Wahai tuhanku, umatku-umatku.' Allah berfirman, 'Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.' Maka aku (Nabi Muhammad) mendatangi mereka hingga aku pun memberinya syafaat. Kemudian aku kembali menemui Tuhanku dan aku memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya.

Kemudian ada suara, 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakanlah engkau akan didengar, dan mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.' Maka aku berkata, 'Umatku, umatku, ' maka Allah berfirman, 'Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada sebiji sawi keimanan,' maka aku pun pergi dan mengeluarkannya.

Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah kembali berkata, 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.'

Maka aku berkata, 'Wahai tuhanku, umatku, umatku.' Maka Allah berfirman, 'Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada sebiji sawi,' maka aku pun berangkat dan mengeluarkan mereka dari neraka." (HR. Bukhari, diriwayatkan dari Anas bin Malik RA)

sumber : Islam Web
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement