Ahad 18 Feb 2024 22:38 WIB

Beberapa Negara di Eropa Diperkirakan Bakal Resesi Tahun Ini

Jepang dan Inggris mengalami resesi, karena pertumbuhan ekonominya terus menurun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Muhammad Hafil
ilustrasi:resesi - Suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di kisaran lima persen dan ditopang oleh pasar domestik yang cukup kuat.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
ilustrasi:resesi - Suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di kisaran lima persen dan ditopang oleh pasar domestik yang cukup kuat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jepang dan Inggris mengalami resesi, karena pertumbuhan ekonominya terus menurun. Beberapa negara di Eropa pun diperkirakan bakal mengalami kondisi serupa.

 "Saya kira ada potensi akan diikuti beberapa negara di Eropa," ujar Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah kepada Republika, Ahad (18/2/2024). Ia menjelaskan, dampak ketegangan geopolitik global turut memengaruhi.

Baca Juga

 Menurutnya, perang Rusia-Ukraina, konflik Palestina-Israel, dan serangan Houti ke kapal-kapal melewati wilayah Timur Tengah, benar-benar berdampak langsung ke sejumlah negara Eropa. Hanya saja, kata dia, dampaknya tidak langsung dan tidak terlalu besar ke berbagai negara Asia Timur serta Asia tenggara yang mitra dagangnya lebih banyak di China.

 Apalagi, sambung dia, bagi Indonesia yang struktur perekonomiannya tidak banyak bergantung ke ekspor. Melainkan bergantung ke permintaan domestik

 "Tahun ini saya perkirakan Eropa Masih akan mengalami tekanan. Beberapa negara eropa berpotensi mengalami resesi," tuturnya.

 Sementara, lanjut dia, Amerika Serikat (AS) tidak banyak terdampak dan Masih melanjutkan proses recovery atau pemulihan. Sedangkan China memang tidak mengalami resesi, tetapi pertumbuhan ekonomi mereka belum akan bisa pulih. 

 "Bagi china pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen akan Lebih sering terjadi," kata Piter. Seperti diketahui, China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement