Senin 19 Feb 2024 07:46 WIB

Desakan Internasional Bak Angin Lalu, Israel akan Terus Serang Rafah

Hamas menekankan tidak akan menyepakati apa pun kecuali penghentian total agresi.

Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina berjuang untuk membeli roti dari toko roti di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (18/2/2024).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina berjuang untuk membeli roti dari toko roti di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (18/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (17/2/2024) mengatakan, pihaknya akan melancarkan serangan militer ke Rafah di Jalur Gaza selatan, serta tidak akan menyetujui tuntutan Hamas untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera. Netanyahu mengatakan, tuntutan Hamas tidak masuk akal. 

"Kami mempunyai kekuatan yang cukup untuk menghancurkan kekuatan Hamas di Gaza dan kami harus menghancurkan sebagian besar brigade mereka, dan kami telah membuat kemajuan besar dalam hal ini," lanjut Netanyahu.

Baca Juga

Sebelumnya pada Sabtu, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, menekankan tidak akan menyepakati apa pun kecuali penghentian total agresi, penarikan tentara pendudukan dari Jalur Gaza, pencabutan pengepungan yang tidak adil. "Serta penyediaan tempat penampungan yang aman dan layak bagi para pengungsi akibat kejahatan pendudukan, kembalinya para pengungsi, terutama ke Jalur Gaza bagian utara, diakhirinya kebijakan kelaparan yang biadab, dan komitmen terhadap rekonstruksi,” tegasnya

"Hamas selalu merespon dengan semangat positif dan bertanggung jawab melalui para mediator untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, mengakhiri pengepungan yang tidak adil, dan memungkinkan aliran bantuan, tempat tinggal dan rekonstruksi," ujar Haniyeh dalam sebuah pernyataan.