REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur menyatakan dalam kondisi krisis ekonomi global saat ini sangat penting memperbaiki daya saing industri kerajinan dan mebel nasional.
Dalam kondisi krisis, persaingan industri mebel dan kerajinan di tingkat internasional makin ketat. Seperti Vietnam tetap perkasa untuk industri ini begitu pun Malaysia dalam menembus pasar global.
"Jika kita berpikir untuk kondisi ke depan maka betapa pentingnya memperbaiki daya saing industri mebel dan kerajinan nasional," kata Abdul Sobur.
Dia mencontohkan penggunaan teknologi canggih dan otomatis yang dipakai oleh China sebagai produsen besar produk mebel dan kerajinan dunia, dipakai di Vietnam bahkan sekarang juga di Malaysia.
Menurut dia, salah satu hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri mebel dan kerajinan nasional yakni melalui pemanfaatkan teknolog canggih di industri ini. Untuk itu, tambah Abdul Sobur, Himki meminta Kementerian Perindustrian untuk mendorong subsidi pada peremajaan teknologi bagi industri mebel dan kerajinan di Indonesia.
"Peremajaan itu artinya kita bawa ke arah teknologi yang canggih.Supaya ada produktivitas dan standarisasi," kata dia.
Terkait hal itu itu dia menyatakan, Himki menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 16-17 Februari 2024 bertema "Pentingnya Meningkatkan Daya Saing Industri Mebel dan Kerajinan Sebagai Kebijakan Prioritas untuk Mendukung Tercapainya Target Ekspor 5 miliar dolar AS".