REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI Adin Bondar mengatakan konsep penguatan pembudayaan membaca atau literasi keluarga berbasis digital adalah hal yang sangat fundamental.
"Pentingnya penguatan literasi digital di setiap keluarga di Indonesia ini sebagai upaya intervensi pemerintah untuk penguatan kecerdasan dan karakter anak Indonesia," kata Adin di sela kehadirannya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (19/2/2024).
Dia mengatakan, hal tersebut perlu terus didorong agar perilaku digital yang tidak produktif dapat ditekan, sehingga dampak negatif dari perkembangan digitalisasi pun dapat dieliminasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Keluarga dan Pembudayaan Membaca Menuju Generasi Emas 2045 bersama Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma di Kota Makassar dan Pustakawan Sulsel Syamsul Arief.
Menurut dia, literasi keluarga kini harus berbasis digital mobile seiring dengan perkembangan zaman.“Setiap warga negara akan menerima broadcast message notification. Gagasan baru menyongsong bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Adin yang juga penulis buku Literasi Berawal Dari Diksi, Berakhir pada Aksi,
Adin juga berharap pegiat dan aktivis literasi di Indonesia agar terus menjaga semangat bergerak ikut serta mencerdaskan anak bangsa, memperkuat semangat sinergi dan kolaboratif.
“Oleh karena itu, kita bersama-sama berjuang memperkuat barisan pegiat dan aktivis literasi di seluruh Indonesia melalui Akademi Literasi Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Tokoh Literasi yang juga Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional Bachtiar mengatakan, pihaknya setuju mengembalikan kejayaan membaca kepada setiap keluarga di Indonesia.
Dia mengatakan, pembudayaan membaca bisa kuat jika dimulai dari setiap keluarga. Selain keluarga sebagai pilar utama pembudayaan membaca, juga menjadi sentra utama tumbuhnya ekosistem membaca dan menulis.
“Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar, kuat membaca, kuncinya dibutuhkan keluarga yang gemar membaca,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, idealnya setiap keluarga di Indonesia diberikan sistem atau program paket keluarga membaca dengan melibatkan seluruh ibu-ibu sebagai induk utama memperkuat ekosistem literasi.