Senin 19 Feb 2024 15:43 WIB

Pakar Unand: Pertemuan Jokowi dan Paloh Bukan Tanda NasDem Berkoalisi

Pertemuan ini dinilai lebih sebagai konteks pembicaraan proses pelaksanaan pemilu.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART --- Pakar Politik Universitas Andalas Padang, Asrinaldi, menilai pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bukanlah pertanda masuknya NasDem ke koalisi Prabowo-Gibran.

"Saya memahami pertemuan ini bukan dalam konteks koalisi, ini lebih kepada konteks hasil pemilu yang sekarang sedang dihitung," kata Asrinaldi saat dihubungi dari Jakarta, Senin (19/2/2024).

Baca Juga

Menurut dia, pertemuan tersebut lebih membahas soal proses pemilu dari mulai pemungutan hingga penghitungan suara di daerah. Hal tersebut dibahas, lanjut Asrinaldi, lantaran pemerintah dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai masih terkendala melakukan penghitungan di beberapa daerah.

"Saya yakin itu yang dibicarakan. Artinya bahwa jangan ini jadi gugatan, konflik atau sengketa," ucap dia menduga.

Terkait sikap politik NasDem, dia yakin partai besutan Surya Paloh itu masih kokoh berada di barisan oposisi bersama partai pendukung 03.

Dia menilai NasDem dan partai di luar koalisi 02 harus memainkan peran sebagai oposisi agar pemerintah menjadi seimbang. Dengan seimbang nya pemerintahan, dia yakin oposisi akan dengan mudah mengawasi partai koalisi yang berada di pemerintah. Dengan demikian, proses demokrasi antara oposisi dan koalisi akan berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Jokowi memanggil Surya Paloh ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2) petang. "Dipanggil Pak Presiden," kata Politisi NasDem Ahmad Sahroni dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Sahroni pertemuan itu bersifat silaturahim yang biasa dilakukan. "Silaturahim biasa saja," ujarnya.

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu. Pertemuan ini ditengarai pertama kali dilakukan Jokowi dengan Surya Paloh usai penyelenggaraan Pemilu 2024.

Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, Surya Paloh sebelumnya mengadakan pertemuan dengan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan pada Jumat (16/2).

Anies mengatakan pertemuannya dengan Surya Paloh untuk membahas fakta-fakta terkait Pemilu. "Kami diskusi tentang perkembangan, saling mencocokkan pandangan," katanya.

Selain itu, Surya Paloh juga sebelumnya mengatakan bahwa kemungkinan dalam waktu dekat dirinya akan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membahas perkembangan Pemilihan Umum Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu dikatakannya usai menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di TPS Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/2).

Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.

Selain itu, terdapat enam partai politik lokal sebagai peserta yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha'at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.

Sedangkan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari sampai dengan 20 Maret 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement