Senin 19 Feb 2024 17:45 WIB

Gunung Ile Lewotolok Erupsi 1.000 Meter, Masyarakat Diminta Waspadai Guguran Lava

Kolom abu akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok mencapai kurang lebih 2.423 meter.

Red: Qommarria Rostanti
Gunung api Ile Lewotolok mengalami erupsi kurang lebih 1.000 meter pada Senin (19/2/2024). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Gunung api Ile Lewotolok mengalami erupsi kurang lebih 1.000 meter pada Senin (19/2/2024). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBATA -- Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Povinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi kurang lebih 1.000 meter. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lewotolok melaporkan erupsi terjadi pada Senin (19/2/2024) pukul 16.39 WITA.

"Erupsi kembali terjadi di puncak gunung itu dengan ketinggian kurang lebih 1.000 meter," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel di Kupang, dikutip pada Senin (19/2/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan jika dihitung dari permukaan laut maka ketinggian kolom abu akibat erupsi gunung tersebut mencapai kurang lebih 2.423 meter. Secara visual, lanjutnya, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35,6 mm dan durasi kurang lebih satu menit tujuh detik," kata Yeremias.

Saat ini status gunung tersebut masih dalam status Level II (Waspada), kata dia, karena pihaknya merekomendasikan beberapa hal kepada masyarakat sekitar maupun pengunjung, pendaki, wisatawan, yaitu antara lain tidak melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung. Masyarakat di tiga desa yang berada tepat di kaki gunung yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona, lanjutnya, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas.

Kemudian masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman lahar yang dapat terjadi, terutama pada musim hujan seperti saat ini. Agar masyarakat terhindar dari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iain akibat abu vulkanik, PVMBG meminta masyarakat yang berada di sekitar gunung itu menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement