Selasa 20 Feb 2024 13:33 WIB

Bullying di Binus Serpong Disebut karena Orang Tua tak Batasi Anak Akses Internet

Orang tua perlu mengantisipasi risiko saat memperkenalkan Internet pada anak.

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolandha
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Alwen Bentri, menilai masih maraknya aksi bullying di dunia pelajar karena anak-anak tidak dibatasi dalam mengkonsumsi internet.
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Alwen Bentri, menilai masih maraknya aksi bullying di dunia pelajar karena anak-anak tidak dibatasi dalam mengkonsumsi internet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Alwen Bentri, menilai masih maraknya aksi bullying di dunia pelajar karena anak-anak tidak dibatasi dalam mengkonsumsi internet. Kasus bullying yang sedang jadi sorotan adalah yang terjadi di Binus School, Serpong, Tanggerang Selatan.

Menurut Alwen, tidak ada batasan kepada anak terhadap teknologi membuat anak terpengaruh oleh tontonan-tontonan yang belum pantas ia konsumsi. Sehingga konsumsi tayangan kekerasan yang mereka lakukan mempengaruhi kehidupan sosial anak.

Baca Juga

"Aksi bullying tidak dapat kita tampik efek samping dari kemajuan teknologi. Jadi semua orang terutama orang tua harus hati-hati dengan teknologi yang diberikan kepada anak, terutama HP," kata Alwen, kepada Republika.co.id, Selasa (20/2/2024).

Alwen mengingatkan semua orang harus berhati-hati dengan teknologi yang kita gunakan. Bila sudah mengenalkan teknologi kepada anak, orang tua harus bersiap diri. Yakni mempersiapkan dari sisi religius, dari sisi sosial, dari sisi moral. 

"Karena teknologi ini bukan hanya berdampak positif, tapi bila tidak digunakan dengan baik dianggap hanya sebagai alat, ini akan menyebabkan dampak yang buruk," ucap Alwen.

Di era perkembangan teknologi komunikasi yang terus berkembang, memang setiap orang tua menurut Alwen tidak boleh juga terlalu membatasi anak untuk mengenalinya. Namun, pengenalan teknologi harus dibarengi dengan penanaman nilai-nilai moral dan etika. Sehingga si anak dapat membatasi apa saja yang pantas atau tidak untuk dikonsumsi. 

"Teknologi harus ada, tapi etika sopan santun juga harus ada. Jangan yang satu mengalahkan yang lain,"kata Alwen menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement