REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang, Alwen Bentri, mengatakan kejadian bullying antara siswa di Binus School, Serpong di Tangerang Selatan merupakan bentuk kegagalan institusi pendidikan dalam menekankan pendidikan karakter kepada pelajar.
Alwen menyebut aksi bullying di dunia pendidikan sudah seperti fenomena gunung es. Di mana hanya sedikit yang muncul ke permukaan tapi sebenarnya banyak sekali terjadi secara tidak tampak ke publik.
"Saya memandang pendidikan kita ini memang, belum berhasil. Boleh dikatakan gagal dalam membentuk, karakter," kata Alwen, melalui sambungan telfon dari Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Alwen mengatakan kejadian bullying di Binus School juga merupakan alarm bagi institusi pendidikan yang lain. Karena fenomena bullying ini bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan di semua kualifikasi pendidikan.
Alwen merasa sebenarnya pemerintah sudah mengonsep pola pendidikan yang baik agar bullying tidak lagi terjadi. Seperti penekanan pemahaman Pancasila, penekanan pendidikan nilai-nilai agama dan lain-lain.
Tapi aksi bullying di dunia pendidikan masih saja terjadi. Sehingga kata dia, pendidikan karakter juga harus dimulai dari orang tua di rumah. Sehingga anak-anak yang sudah dilepas untuk sekolah secara mandiri memiliki nilai-nilai yang cukup baik dari segi sosial, moral, etika dan lain-lain.
Orang tua menurut Alwen harus jadi role model bagi anak-anaknya dalam berperilaku santun dan saling menghargai antara sesama. "Kadang kala kualifikasi pendidikan tidak mencerminkan perilaku. Sehingga sulit untuk mencari role model," ujar Alwen.
Alwen mengaku miris dengan kejadian bullying yang terjadi di Binus School Serpong tersebut. Di mana pelajar yang masih tingkat SMA tega melakukan kekerasan dan mencederai orang lain.