Selasa 20 Feb 2024 14:50 WIB

Mulai Panen, Harga Beras Turun Rp 1.000 per Kg di Cipinang

Penurunan harga terjadi di semua jenis beras, mulai dari medium hingga premium.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyampaikan harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, telah mengalami penurunan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyampaikan harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, telah mengalami penurunan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyampaikan harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, telah mengalami penurunan. Ketua Perpadi DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan, penurunan harga terjadi di semua jenis beras, mulai dari medium hingga premium. 

"Turunnya sudah sejak seminggu terakhir ini," ujar Nellys dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Baca Juga

Pedagang beras Cipinang tersebut menjelaskan, penurunan harga mencapai Rp 700- Rp 1.000 per kilogram (kg) di Cipinang. Nellys menyebut penurunan harga beras lantaran panen raya yang mulai terjadi di sejumlah daerah. "Sehingga berdampak terhadap pasokan  beras yang membaik," kata Nellys.

Nellys menyampaikan, stok beras di Pasar Induk Cipinang mulai naik di atas  35 ribu ton. Beras dari berbagai daerah mulai berdatangan. "Masyakarat jangan khawatir karena stok beras mulai membaik. Kalau ada yang khawatir, datang saja ke saya di Cipinang," ucap Nellys.

Nellys mengatakan pedagang di Cipinang berupaya membantu pemerintah menurunkan harga beras agar terjangkau masyarakat. "Kami intinya berupaya membantu pemerintah agar harga beras turun, kembali normal," kata Nellys. 

Penurun harga beras terjadi juga di daerah seperti Solo Raya. Pedagang beras di Pasar Legi, Solo, Heru Satriyanto mengatakan penurunan harga beras mencapai Rp 1.300 per kilogram. "Harga beras turun karena panen di mana-mana. Kemungkinan akan turun lagi," kata Heru.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia. Sehingga hal ini berdampak pada kenaikan harga karena jumlah produksi menurun sementara kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan mengalami peningkatan.

"Hal ini disebabkan perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen padahal yang makan tetap, produksinya berkurang, sehingga harganya menjadi naik. Pemerintah memberikan bantuan beras ini agar meringankan Bapak Ibu semuanya," ujar Jokowi saat penyaluran Bantuan Pangan beras di Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (19/2/2024).

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan saat ini pemerintah tengah bersiap untuk melakukan penyerapan beras dari dalam negeri yang berasal dari panen raya pada Maret nanti. Menurutnya, saat ini pemerintah berkomitmen melakukan upaya-upaya untuk menghadirkan kesimbangan beras di pasaran sehinggan produsen dan konsumen menerima kebaikan dari kebijakan yang dibuat pemerintah.

“Kita berharap panen pada Maret nanti bisa di atas 3 juta ton, kemungkinan di angka 3,5 juta ton sehingga dapat menurunkan tension harga beras yang ada. Dan, pemerintah hari ini sedang menyeimbangkan antara Nilai Tukar Petani khususnya tanaman pangan yang angkanya itu 116,16 persen di tingkat petani dengan harga yang di hilir. Ya, ini memang perlu waktu untuk sampai pada keseimbangan baru," ujar Arief.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan BULOG memiliki ketersediaan stok beras yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya menjelang bulan puasa dan lebaran. Bayu menekankan, BULOG saat ini secara rutin menggelontorkan beras ke berbagai saluran distribusi baik untuk Program Bantuan Pangan Beras maupun Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, selain menyalurkan Bantuan Pangan Beras alokasi Februari dan persiapan alokasi Maret, Bulog terus mendorong distribusi beras ke berbagai saluran yang diantaranya ke Pasar Induk beras Cipinang, pasar tradisional bahkan ke outlet-outlet retail modern. Jadi, retail modern pun sudah mulai terpenuhi dalam seminggu terakhir ini sehingga masyarakat tidak perlu kesulitan dalam mencari beras," kata Bayu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement