Selasa 20 Feb 2024 15:27 WIB

PSSI Serius Bangun Sepak Bola Putri, Siapkan Rencana Besar untuk 10 Tahun

Bersama Satoru Mochizuki, PSSI percaya diri.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024). PSSI resmi memperkenalkan pelatih timnas wanita Indonesia yang baru. Sosok tersebut adalah Mochizuki Satoru, pelatih asal Jepang yang mendapatkan lisensi kepelatihan dari JFA sejak tahun 2005. Satori diharapkan bisa membawa timnas Indonesia mendapatkan prestasi di masa depan.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024). PSSI resmi memperkenalkan pelatih timnas wanita Indonesia yang baru. Sosok tersebut adalah Mochizuki Satoru, pelatih asal Jepang yang mendapatkan lisensi kepelatihan dari JFA sejak tahun 2005. Satori diharapkan bisa membawa timnas Indonesia mendapatkan prestasi di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menyiapkan cetak biru selama 10 tahun untuk sepak bola putri dengan target Piala Dunia 2035, kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir setelah berbicara dengan pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki.

"Tadi kita (dengan Satoru Mochizuki) sudah bersepakat membuat cetak biru (sepak bola putri) untuk 10 tahun. Tadinya saya bicara lima tahun, tapi pelatih bilang enggak, dia mau sepuluh tahun. Inilah yang kita namakan tentu keberlanjutan ini penting, program ini kita akan jalankan secara serius," kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Baca Juga

PSSI baru saja menunjuk Satoru Mochizuki untuk menangani timnas sepak bola putri Indonesia dalam kontrak dua tahun.

"Saya pilih Jepang karena tradisi sepakbola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia putri sejak 1991," sambung Erick.

Dia menyatakan kehadiran Mochizuki menjadi bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan Mei 2023.

Tangan dingin Mochizuki telah membawa Jepang menjadi juara Piala Dunia Putri 2011 di Jerman dan medali perak Olimpiade London 2012.

"Penunjukan ini agar sepakbola putri kita juga bangkit, dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja," tandas Erick.

Bagi Erick, kedatangan Mochizuki menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi sepakbola putri Merah Putih. 

Erick juga menyatakan tidak melupakan sisi pembinaan dan untuk mendukung liga sebagai kunci pembinaan, PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi putri dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1.

"Intinya, perlu waktu. Salah satunya, akhir bulan ini akan digelar turnamen putri usia muda U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14, yang menandakan pembinaan dari bawah," ujar Erick.

"Jadi kita bangun dari pembinaan akar rumput. Lalu dibuat zona-zona yang diikuti klub, sehingga baru bisa dijadikan liga. Turnamen-turnamen muda ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat sepakbola wanita kita," tambah Erick.

"Mengapa langsung timnas? Karena saat ini, timnas putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di liga luar negeri. Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan," kata Erick, lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement