REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengirimkan dai dan daiyah ke daerah Indonesia Timur. Setelah sebelumnya mengirim ratusan dai ke tanah Papua, untuk pertama kalinya MUI mengirim 20 dai dan daiyah ke daerah pelosok di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar berharap, para dai-daiyah tersebut bisa menyebarkan ajaran Islam wasathiyah (Islam moderat) dan memberikan pelayanan keagamaan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Harapan saya satu, mereka ini dapat membantu masyarakat di mana mereka berada, membantu dalam hal bagaimana memahami tentang Islam Wasathiyah, Islam moderat," ujar Kiai Anwar saat ditemui usai memberikan pembekalan terhadap 20 dai dan daiyah di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Dia mengatakan, dai-daiyah yang dikirimkan itu akan bertugas selama enam bulan ke depan dan bisa diperpanjang menjadi satu tahun. Mereka tak hanya akan memberikan ceramah agama, tetapi juga membantu masalah-masalah yang ada di tengah-tengah umat Islam.
Menurut Kiai Anwar, materi yang disampaikan juga tidak hanya berkutat pada ukhuwah saja, tapi juga menyampaikan wawasan kebangsaan demi memperkuat persatuan dan kesatuan antarumat beragama.
"Mengingat bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang amat plural dan tentu itu dibutuhkan satu pemahaman dari ideologinya. Supaya di tengah-tengah masyarakat nanti tidak akan terjadi benturan-bentullran di bidang keyakinan," ucap Kiai Anwar.
Kepada para dai, Kiai Anwar pun berpesan agar menyampaikan khazanah Islam, akhlak Islam, dan tuntutan Islam. Sehingga, umat dapat mensyukuri ajaran Islam dan mengamalkannya dengan baik.
"Karena bagaimanapun dan apapun sama-sama sebagai bangsa yang harus menjunjung dan menyelamatkan Indonesia ini ke depan," kata Kiai Anwar
Selain itu, Kiai Anwar juga mengingatkan kepada para dai tersebjt untuk tidak menyampaikan dakwah dengan nada mengumpat, karena sejatinya hal tersebut bukan wajah Islam yang penuh kasih sayang.
"Mengajarkan kebaikan itu harus dengan kebaikan, kebaikan ucapan, kebaikan sikap. Ajaran agama itu mesti disampaikan dengan cara yang baik," jelas Kiai Anwar.
Rencananya 20 dai tersebut akan berangkat ke NTT pada Kamis (22/2/2024) dini hari. Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menjelaskan, sebelum dikirim ke NTT para dai tersebut tekah dibekali tentang ajaran Islam wasathiyah dan wawasan kebangsaan.
"Kita bekali tentang Islam dan kebangsaan dan kita juga membekali beberapa standarisasi. Saat ini dai MUI yang terstandarisasi sudah hampir 2000 dai," ujar Kiai Cholil.
Namun, menurut dia, yang sudah dikirimkan ke daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T) baru sekitar 300-an dai. Program pengiriman dai MUI ke daerah pelosok ini mendapatkan dukungan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
"Dalam program ini kita mengirim dai di tempat yang masih minoritas umat. Jadi kita ini menambah tenaga pelayanan sebenarnya. Karena kan seperti halnya di Papua atau di NTT, itu MUI tidak kuat melayani, seperti memperbaiki akidahnya, ibadahnya, dan muamalahnya," ucap Pengasuh Ponpes Cendikia Amanah Depok ini.
Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi berharap, para dai dan daiyah yang dikirimkan ke NTT tersebut nantinya juga bisa membantu masyarakat terkait tata cara pelaksanaan ibadah. Apalagi, bulan suci Ramadhan sudah dekat.
"Mudah-mudahan dengan 20 dai yang dikirimkan ini akan membantu umat Islam di NTT. Pertama, dalam rangka pelaksanaan amal ibadah, sehingga ada yang menuntun, ada yang membimbing," ujar Kiai Zubaidi.
Selain itu, tambah dia, para dai-daiyah tersebut juga akan memberikan pelayananan keagamaan kepada masyarakat, seperti mengajarkan cara mengurus jenazah, dari mulai memandikan, mengkafani, mensholatkan, hingga memakamkan.
"Dai-daiyah kita mudah-mudahan nanti bisa berkhidmah di sana, karena di daerah terpencil sangatlah langka petugas-petugas yang mampu," kata Kiai Zubaidi.