Rabu 21 Feb 2024 12:40 WIB

Erick Thohir: Ekonomi RI Berpotensi Tumbuh Seiring Resesi di Jepang dan Inggris

Erick Thohir optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5 persen.

Groundbreaking Pembangunan Gedung BNI di PIK 2, Banten, Selasa (20/2/2024) sore. Groundbreaking atau peresmian dimulainya pembangunan Gedung BNI di Kawasan PIK 2 itu, dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Novel Arsyad, serta para Direksi dan SEVP BNI.
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Groundbreaking Pembangunan Gedung BNI di PIK 2, Banten, Selasa (20/2/2024) sore. Groundbreaking atau peresmian dimulainya pembangunan Gedung BNI di Kawasan PIK 2 itu, dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Novel Arsyad, serta para Direksi dan SEVP BNI.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh di tengah resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris.

“Tentu kan tahun depan sendiri kita harapkan pertumbuhannya itu lebih baik. Kalau hari ini 5,05 persen, tahun depan siapa tau 5,5 persen. Ketika banyak negara resesi, tapi sebenarnya itu ada kesempatan buat Indonesia tumbuh. Tinggal bisa gak kita,” ucapnya dalam acara groundbreaking pembangunan Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Central Business District (CBD) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2).

Baca Juga

Menurut Erick, Indonesia harus menciptakan pasar yang lebih ramah terhadap investor guna menumbuhkan ekonomi. Upaya tersebut dibarengi dengan konsolidasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mempermudah perizinan investasi guna membuka sebesar-besarnya pintu penanaman modal, sehingga sektor swasta dan BUMN bisa mendorong sektor ekonomi bertumbuh.

Selain itu, TNI dan Polri diharapkan dapat menjaga keamanan dalam rangka memastikan kelancaran penanaman modal ke dalam negeri.

“Jadi ketika misalnya Inggris ada resesi, Jepang ada resesi, ya justru itulah opportunity ketika negara lain ekonominya melambat, kita mempercepat pertumbuhannya. Nah, tinggal konteksnya, bisa gak kita terus memperbaiki diri kita sendiri supaya tadi lebih market frendly kepada investor,” ungkap dia.

Dalam hal ini, kolaborasi menyeluruh antara BUMN dengan sektor privat menjadi kunci guna menumbuhkan ekonomi Indonesia.

Jika melihat industri perbankan di dalam negeri, lima bank terbesar berasal dari sektor privat yang terdiri dari Bank Panin, Bank Permata, CIMB Niaga, OCBC, dan BCA. Adapun lima lainnya berasal dari BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN, BSI, dan BNI.

“Itulah realita sebuah persaingan yang sehat. BUMN ataupun swasta (tidak) memonopoli, tapi perimbangan dari persaingan yang sehat itu yang harus ditumbuhkan,” ujar Erick.

Jika dibandingkan, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Thailand yang sudah hampir menyentuh 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS) sejak mencapai peak pada 2010 kini sedang mengalami penurunan. Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang memasuki fase bertumbuh, dimana PDB per kapita akan coba didorong untuk mencapai 10 ribu dolar AS pada 2028 atau 2030.

“Artinya, saya sangat menyambut kolaborasi supaya kita benar-benar-benar bisa menjaga kestabilan karena ini menjadi kunci supaya kita bisa terus menumbuhkan yang namanya lapangan pekerjaan, kesejahteraan secara menyeluruh, dan juga yang namanya stabilitas,” kata Menteri BUMN.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement