REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, viral di media sosial mengenai aksi perundungan dengan motif perpeloncoan yang dilakukan oleh sekelompok geng remaja terhadap calon anggota baru mereka. Mengapa sebagian geng pertemanan remaja masih menerapkan praktik perpeloncoan?
Menurut psikolog klinis dari TigaGenerasi, Ayoe Sutomo MPsi Psikolog, ada beberapa faktor yang bisa mendorong remaja untuk melakukan perpeloncoan dalam geng pertemanan mereka. Perpeloncoan ini bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan mental, atau bentuk-bentuk lainnya.
Salah satu faktor tersebut adalah dorongan hormon yang muncul pada tahap tumbuh-kembang remaja. Dorongan hormon, lanjut Ayoe, bisa mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan-tindakan yang berisiko seperti perundungan atau kekerasan.
Faktor lainnya adalah perkembangan otak. Ayoe menyatakan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, mempertimbangkan benar atau salah, serta moralitas, belum cukup matang di usia remaja.