Rabu 21 Feb 2024 16:25 WIB

Kasus TBC di Jabar Masih Tinggi, Lima Daerah Jadi Percontohan Penanganan

TBC di Jabar mencapai 233.334 kasus, angka ini tertinggi secara nasional

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dodo Suhendar, dan sejumlah pejabat terkait membunyikan angklung saat Peluncuran USAID Bebas-TB Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Rencana Kerja Terpadu Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB, di Hotel Novotel, Kota Bandung, Rabu (21/2/2024). Dengan kerjasama tersebut diharapkan secara efektif berkontribusi pada pencapaian program penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Jabar.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dodo Suhendar, dan sejumlah pejabat terkait membunyikan angklung saat Peluncuran USAID Bebas-TB Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Rencana Kerja Terpadu Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB, di Hotel Novotel, Kota Bandung, Rabu (21/2/2024). Dengan kerjasama tersebut diharapkan secara efektif berkontribusi pada pencapaian program penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) berharap dukungan seluruh pihak, untuk memberantas tuberkulosis atau TBC. Karena, dengan jumlah penduduk terbesar yang hampir 50 juta jiwa, maka berimplikasi pada tingginya kasus TBC di Jabar. Yakni, mencapai 233.334 kasus. Angka ini, tertinggi secara nasional atau 22 persen dari total kasus di seluruh Indonesia.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Asda 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar Dodo Suhendar, ada lima kota/kabupaten yang memiliki beban TBC tinggi. Yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, dan Kota Bekasi.

Baca Juga

"Penyakit TBC dari masalah prilaku, gizi, status ekonomi, kondisi rumah yang tidak ada ventilasi itu cenderung kena TB lebih besar. Makanya kita mencoba intervensi," ujar Dodo, Rabu (21/2/2024).

Oleh karena itu, kata dia, kelima daerah itu akan menjadi perhatian serius. Yakni, berupa pengawalan program USAID Bebas TB melalui TBC Nasional Indonesia dari Kemenkes.  "Program itu akan diterapkan di lima daerah dengan kasus TBC tertinggi di Jawa Barat tersebut," kata Dodo. 

Karena, kata Dodo, tingginya kasus TBC di Jawa Barat juga berdampak dengan ekonomi. Yakni, dibutuhkan anggaran sekitar Rp6,5 triliun, hanya untuk mengobati pasien.

"Itu bisa untuk beasiswa 48 ribu mahasiswa. Kalau uang habis menangani TBC, tentu sulit mencapai Indonesia Emas 2045. Kalau berhasil (mengurangi TBC), dananya bisa dialihkan untuk beasiswa. Betapa penting investasi kita menangani TBC," katanya.

Untuk mengurai kasus TBC di Jabar, kata dia, dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi bersama. Karena, pemerintah tidak dapat mengatasi sendirian, tanpa bantuan semua pihak. 

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan yang dilakukan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), bertajuk Kick Off USAID BEBAS TB di Provinsi Jabar, diharapkan mampu mengurangi kasus TBC.

"Kami mengapresiasi, kontribusi mendukung pemerintah mengurangi TBC, terutama di Jawa Barat. Sinergi dan kolaborasi seluruh pihak yang terlibat, saya yakin akan mencapai hasil yang optimal. Dukungan dan partisipasi aktif sangat berarti, mencapai Jawa Barat bebas TBC," katanya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Luar (P2PM) Kementerian Kesehatan dr Imran Pambudi mengatakan, kendati Jawa Barat tinggi kasus TBC. Namun secara program yang dilakukan, telah cukup baik. Mulai dari tracing hingga pengobatan.

"Tetapi PR (pekerjaan rumah) besar masih di bagaimana yang sudah diobati itu sampai selesai. Pengobatan TBC itu enam bulan. Mungkin ada yang terputus (masih ada kasus). Tapi secara peran, Jawa Barat dua tahun ini sudah bagus dibandingkan sebelumnya," katanya.

Menurutnya, di Jabar pada 2023 terjadi 168 ribu kasus baru. Untuk satu kali paket pengobatan, membutuhkan biaya sekitar Rp320 ribu perorang. Oleh karena itu, butuh semangat bersama untuk menangani TBC. Apalagi penyakit tersebut mudah menular, baik anak-anak, dewasa maupun lansia. Tidak hanya itu, TBC juga bisa menyerang semua organ.

"Kecuali rambut dan kuku. Teorinya, semua organ yang dialiri darah, itu bisa terkena. Ada TBC paru, TBC tulang, ada juga yang sampai ke otak, meningitis. Tergantung organ mana yang diserang TBC," katanya.

 

Sementara Deputi Chief of Party USAID Bebas TBC Prima Setiawan mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, melalui USAID dan Kemenkes. Menurutnya, ada empat provinsi yang menjadi fokus, karena memiliki beban TBC cukup besar  yaitu Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement