REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga penyelenggara program seminar daring Israel-Indonesia, Israel-Asia Center menolak mengungkapkan nama-nama pembicara dalam seminar tersebut. Dalam situsnya Israel-Asia Center mengatakan dalam program Israel-Indonesia Futures itu peserta akan akan bertemu dan belajar dari para pemimpin Israel dan Indonesia.
"Karena sensitivitas hubungan Israel-Indonesia, kami tidak membagikan atau mempublikasikan nama-nama peserta program, pembicara, mentor atau mitra dengan siapa pun di luar program tanpa izin dari mereka," kata Israel-Asia Center dalam pernyataan tertulisnya menjawab pertanyaan Republika di kolom komentar mengenai program itu, Rabu (21/2/2024).
Pekan lalu dilaporkan Israel-Asia Center mengatakan dalam kegiatan ini peserta akan membahas ekonomi, budaya, politik, wawasan industri dan pasar, investasi, ekosistem start-up dan inovasi Israel dan Indonesia, isu-isu utama dalam berita dan wacana publik.
LSM yang berbasis di Tel Aviv itu menjanjikan peserta akan memahami tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia dan Israel dan mengeksplorasi potensi kerja sama dan kemitraan.
"Pengarahan dari para ahli dan kegiatan saling-belajar akan memberi peserta pemahaman yang lebih mendalam mengenai Israel dan Indonesia, sinergi antara kedua negara dan potensi hubungan saat ini dan di masa depan, serta jaringan kontak tingkat tinggi dari kedua negara," kata lembaga itu dalam unggahannya.
Israel-Center Asia mengatakan peserta dalam memilih mentor baik dari Israel maupun Indonesia yang akan memandu mereka dalam proses pengembangan sebuah projek. Lembaga itu mengatakan mentor-mentor yang disediakan berasal dari sektor teknologi, para pemimpin industri, venture capitalist, investor, kepala pusat inovasi dan inkubator baik dari Israel maupun Indonesia.
Israel-Asia Center mengatakan pengarahan pra-program dilakukan pada 4 Januari. Kegiatan dimulai dari 7 Januari sampai 3 Maret. Setiap sesi berlangsung selama empat jam. Kecuali bulan Ramadhan dari tanggal 17 Maret sampai 24 Maret yang tidak akan lebih dari 2 setengah jam.
Kegiatan ini digelar di tengah pengeboman Israel ke Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban jiwa dalam serangan Israel sejak empat bulan yang lalu mencapai hampir 28.858 orang.